Berikut
ini merupakan contoh praktik coaching untuk mengembangkan potensi peserta didik
jenjang SD, tepatnya percakapan perencanaan. Praktik ini juga dapat menjadi
inspirasi untuk Ibu dan Bapak di jenjang lainnya.
1.
Guru menunjukkan kalau dia
memperhatikan peserta didik dengan cara menganggukan kepala. Ini merupakan
bagian dari mendengarkan dengan RASA, tahapan apreciate
2.
Guru mengulang kata kunci yang
diucapkan peserta didik sebelum bertanya untuk menggali. Ini merupakan bagian
dari mendengarkan dengan RASA tahapan sumarize
3.
Guru menangkap adanya emosi yang
timbul dari peserta didik dan kemudian menkonfirmasinya. Ini merupakan bagian
dari salah satu paradigma berpikir coaching yaitu memiliki kesadaran diri yang
kuat
4.
Guru tidak berfokus pada masalah
peserta didik dan mendorong peserta didik untuk berani mencoba. Ini merupakan
bagian dari paradigma coaching fokus pada peserta didik dan melihat peluang
baru dan masa depan.
5.
Guru mengajak peserta didik membuat
prencanaan
6.
Guru menutup dengan berjanji bertemu
berikutnya.
Guru
dapat berperan sebagai coach bagi peserta didik dengan cara memiliki paradigma
berpikir, memegang prinsip mempraktekan kompetensi ini coaching dan menggunakan
alur percakapan coaching TIRTA. TIRTA kepanjangan dari T: Tujuan, I:
Identifikasi, R: Rencana aksi, dan TA: Tanggung jawab
Berikut
ini merupakan contoh praktik coaching untuk mengembangkan potensi peserta didik
jenjang SMP, tepatnya contoh percakapan refleksi. Praktik ini juga dapat
menjadi inspirasi untuk Ibu dan Bapak di jenjang lainnya.
1.
Guru menunjukkan kalau dia
memperhatikan peserta didik dengan cara menganggukkan kepala. Ini merupakan
bagian dari mendengarkan dengan RASA tahapan appreciate
2.
Guru menangkap tujuan percakapan
untuk refleksi
3.
Guru mengulang kata kunci yang
diucapkan oleh peserta didik sebelum bertanya untuk menggali. Ini merupakan
bagian dari mendengarkan dengan RASA tahapan sumarize
4.
Guru menangkap adanya emosi yang
timbul dari peserta didik dan kemudian mngonfirmasinya. Ini merupakan bagian
dari salah satu paradigma berpikir coaching yaitu memiliki kesadaran diri yang
kuat
5.
Guru tidak berfokus pada masalah
peserta didik dan mendorong peserta didik untuk berani mencoba. Ini merupakan
bagian dari paradigma berpikir coaching yang berfokus pada peserta didik dan
melihat peluang baru dan masa depan
6.
Guru mengajak peserta didik untuk
membuat perencanaan dan rencana aksi
7.
Guru menutup percakapan dengan
kesimpulan yang dinyatak oleh peserta didik sebagai salah satu prinsip coaching
yaitu memaksimalkan potensi
Berikut
ini merupakan contoh praktik coaching untuk mengembangkan potensi peserta didik
jenjang SMA. Praktik ini juga dapat menjadi inspirasi untuk Ibu dan Bapak di
jenjang lainnya.
1.
Guru dan peserta didik menyepakati
topik dan hasil pembicaraan
2.
Guru menggali dan memetakan situasi
saat ini
3.
Guru membantu mengembangkan ide untuk
alternatif rencana aksi peserta didik
4.
Guru mengajak peserta didik untuk
berkomitmen akan langkah selanjutnya
1. Latihan
Pemahaman
A.
Fasilitator Pembelajaran untuk Mengembangkan Potensi Peserta Didik (SD-SMP)
Guru
dapat berperan sebagai coach bagi peserta didiknya. Pada saat guru berperan
sebagai coach, maka ia adalah ... berpikir bagi peserta didiknya.
Jawaban : Mitra
B.
Fasilitator Pembelajaran untuk Mengembangkan Potensi Peserta Didik (SMA-SMK)
Percakapan
coaching bisa dilakukan kapan saja untuk mengantarkan peserta didik ke situasi
yang dia inginkan di masa depan. Situasi tersebut bisa untuk mencapai target,
mendapatkan kesadaran baru, mengatasi tantangan, atau mendapatkan solusi dari
masalah yang mereka hadapi.Pernyataan di atas adalah..
Jawaban : Benar
Perhatikan
cerita Gustaf berikut ini:Gustaf : Bu, orang yang suka menggambar seperti saya
ini, apakah kelak bisa hidup dari menggambar ya bu?Sebagai seorang guru yang
berperan sebagai coach reaksi apa yang tepatdikeluarkan oleh Bu Jelita?
Jawaban : Hmm, pertanyaanmu menarik
sekali. Apa yang membuatmu berpikir untuk menanyakan hal tersebut?
2. Post test
1. |
Sesuai dengan definisi coaching
menurut International Coaching Federatioan, tujuan coaching adalah untuk ...
coachee. |
|
A. |
Mencapai target |
|
B. |
Mengatasi tantangan |
|
C. |
Memecahkan masalah |
|
D. |
Mengoptimalkan potensi |
|
Pembahasan : |
||
2. |
Bapak lihat kamu ada 5 pertanyaan,
yang tidak bisa. Ini memang susah sih ya.. kamu kesulitan ya sepertinya.
Pernyataan di atas adalah merupakan salah satu pernyataan yang menghambat
untuk menjadi pendengar aktif saat mempraktikkan coaching, yaitu... |
|
A. |
Asumsi |
|
B. |
Asosiasi |
|
C. |
Menyetujui |
|
D. |
Menghakimi |
|
Pembahasan : |
||
3. |
Saat mengajukan pertanyaan selama
proses coaching, sebaiknya kita menghindari kata tanya yang bersifat
menghakimi. Berikut adalah kata tanya yang TIDAK tepat, yaitu... |
|
A. |
Apa |
|
B. |
Bagaimana |
|
C. |
Di Mana |
|
D. |
Mengapa |
|
Pembahasan : |
||
4. |
Nah saya amati, dari buku latihan
soal ini, AWAN sudah menunjukkan penguasaan atas 3 bidang tadi. Tapi, kenapa
yang lain Awan tidak bisa? Susah, ya? Pertanyaan di atas yang dilontaskan
guru adalah... |
|
A. |
Tepat agar anak berefleksi |
|
B. |
Tidak tepat karena terkesan
menghakimi anak saat tidak dapat mengerjakan soal |
|
C. |
Sudah tepat karena sudah sesuai
dengan prinsip mendengarkan |
|
D. |
Semua salah |
|
Pembahasan : |
||
5. |
Ibu Hana sedang melakukan praktik
coaching terhadap Sara. Bu Hana mengulang kata kunci yang diucapkan oleh Sara
sebelum bertanya untuk menggali. Ini merupakan bagian dari mendengarkan
dengan RASA, tahapan .... |
|
A. |
Ask |
|
B. |
Receive |
|
C. |
Appreciate |
|
D. |
Sumarize |
|
Pembahasan : |
||
6. |
Vera: "Saya awalnya kasihan
jadi saya bawa kucingnya, meskipun setelahnya saya terus bingung". |
|
A. |
Ya sudah, bawa saja kucingnya atau
kembalikan saja ke pasar |
|
B. |
Bagaimana kalau kita cari saja
siapa yang mau mengadopsi kucing ini, ya |
|
C. |
Oh, kamu bingung, memangnya kamu
ingin kucing-kucing ini memiliki keadaan yang bagaimana? |
|
D. |
Coba kamu jangan mengandalkan
perasaan. Coba dipikir lagi deh, kamu mampu merawat kucingnya |
|
Pembahasan : |
||
7. |
Berikut adalah kalimat yang
merupakan penerapan paradigma berpikir coaching, yaitu... |
|
A. |
Apa yang membuat kamu takut tidak
menang? |
|
B. |
Ibu lihat kamu ragu-ragu. Apa betul
seperti itu? |
|
C. |
Senang ya? Apa yang membuat kamu
merasa senang? |
|
D. |
Wah gambar kamu mirip sekali dengan
aslinya. ... Ibu sampai bisa membayangkan di dalam laut sana. |
|
Pembahasan : |
||
8. |
Gustaf : Kata bapak dan ibu saya,
lebih baik saya rajin belajar matematika dan IPA bu daripada menggambar.
"Bisa menggambar tidak bisa buat beli beras", kata mereka. Salah
satu paradigma coaching yaitu bersikap terbuka ditunjukkan oleh pernyataan Bu
jelita berikut ini, yaitu.. |
|
A. |
Wah, kok orang tuamu berpikir
begitu ya? |
|
B. |
Wow, Ibu kurang setuju. Menggambar
juga bagus lho. |
|
C. |
Menurutmu, itu hal yang salah ya? |
|
D. |
Menurutmu, apa yang menyebabkan
kedua orang tuamu berpikir demikian? |
|
Pembahasan : |
||
9. |
Guru yang berperan sebagai coach
dapat melakukan percakapan yang memberdayakan untuk mengoptimalkan potensi
peserta didik. Manakah yang termasuk pertanyaan memberdayakan potensi peserta
didik? |
|
A. |
Lalu apa yang akan untuk membuat
kucing-kucing itu dapat diadopsi? |
|
B. |
Kamu pasti bingung karena terlalu
gegabah membuat keputusan. Berarti kamu berpikir dulu sebelum bertindak |
|
C. |
Oh, iya sekolah tidak mungkin
menampung kucing-kucing itu jadi kamu pastikan pulang sekolah nanti sudah ada
solusinya ya? |
|
D. |
Semua salah |
|
Pembahasan : |
No comments:
Post a Comment