MAKALAH
OLAHRAGA
DAN PENDIDIKAN JASMANI
Diajukan untuk memenuhi salah
satu tugas kelompok
Mata Kuliah Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan
Dosen : Sartono, S.Pd., M.Or.
Di susun :
Anggi Candra Permadi
Kokom Komala
NurhayaAbaita
PGSD C
Semester VII
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
JL. Raya Cigugur No. 28 Kuningan – Jawa Barat
45511 Tlp./Fax (0232) 874085
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi Rahmat serta Karunia
– Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Dalam
rangka untuk menyelesaikan tugas makalah ini kami berusaha menyusunnya dengan
sebaik-baiknya dan bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada kami dan mahasiswa
yang lain agar mengetahui tentang “Olahraga
dan Pendidikan Jasmani”.
Dengan
disusunnya makalah ini kami harapkan para mahasiswa dapat menambah
pengetahuannya tentang konsep olahraga dan pendidikan jasmani tersebut serta
dapat mengambil hikmah dari makalah ini sehingga dapat diajarkan kepada orang
yang belum tahu.
Tanpa
bantuan dari pihak-pihak yang bersangkutan kami pasti tidak dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Serta tidak lupa ucapan terima kasih kami tujukan kepada Bapak dosen mata
kuliah olahraga.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
mohon kemakluman dan kami harapBapak Dosen dapat membimbing kami lebih
baik lagi agar di kemudian hari bisa lebih baik dari sekarang.
Demikian
dari kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dan apabila ada kekurangannya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Sekian dan terima kasih.
Kuningan, Oktober 2014
Penyusun.
DAFTAR ISI
Halaman
Judul……………………………………………..….... i
Kata
Pengantar……………………………………..….………... ii
Daftar
Isi……………………………………………………...… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ..……………………………………. 2
C. Tujuan . . . . .
. . . ……………………………………… 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Jasmani.…….……………… . . 4
B. Pengertian Olahraga……..…………………………… . 5
C. Perbedaan Olahraga dan Pendidikan Jasmani . . . . . .
. . 6
D. Hubungan Olahraga dan Pendidikan Jasmani.……… . . 7
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………......…. 9
B. Saran………………………………………………….… 9
Daftar
Pustaka…………………………………………………... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Konsep pendidikan jasmani merupakan bagian penting
dalam proses pendidikan. Artinya pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau
ornamen yang titempel dalam program sekolah sebagai alat untuk membuat anak
sibuk, tetapi pendidikan jasmani adalah bagian yang terpenting dalam
pendidikan. Melalui pendidikan jasmani diarahkan dengan baik anak-anak akan
mengembangkan ketrampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat
dalam aktifas yang konduksif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara
sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya meskipun pendidikan jasmani
menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan penjas
diselenggarakan semata-mata agar anak-anak bergembira dan bersenang-senang.
Jadi pendidikan jasmani diartikan sebagai proses
pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti pengertiaanya adalah
mendidik anak. Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang
digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar oleh gurunya
dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan
perkembangan anak didik.
Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberi kesempatan
kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus
mengembangkan potensi anak baik dalam aspek fisik, mental,sosil, emosional dan
moral. Singkatnya pendidikan jasmani bertujuan mengembangkan potensi setiap
anak setingi-tingginya yaitu meliputi ranah kognitif, Psikomotor, dan afaktef.
Jadi tidak salah jika para ahli percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan
wahana yang paling tepat untuk “membentuk manusia seutuhnya” karena pada
dasarnya hasil riset telah menunjukan adanya hasil psikologis yang positif dan
keuntungan sosial dari keterlibatan anak muda dalam aktifitas jasmani. Bukti
terkuat adalah dalam lingkup self - esteem, dan self concept dikalangan
adolens. Selain itu juga ada bukti mengenai hubungan positif anatara aktifitas
jasmani dan kemampuan kognitif.
Temuan juga menunjukan hubungan negative antara
aktifitas jasmani dan sejumlah simtom psiko-somatik yang berarti menunjukan
bahwa anak-anak muda yang lebih aktif dalam olahraga dan aktivitas jasmani
memiliki kemampuan yang lebih tinggi mengatasi stress. Temuan juga serupa untuk
gejala kenakalan dan penyimpangan perilaku remaja.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksut dengan Olahraga ?
2. Apa yang dimaksud dengan Penjas ?
3. Apa perbedaan Olahraga dan Penjasa ?
4. Bagaimana hubungan Olahraga dan Penjas ?
C. Tujuan
1. Mengetahui dimaksut dengan Olahraga ?
2. Mengetahui
dimaksud dengan Penjas ?
3. Mengetaui Olahraga dan Penjasa ?
4. Mengetahui hubungan Olahraga dan Penjas ?
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari
sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan
jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan
pendidikan jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk
mengembangkan potensi siswa melalui aktivitas jasmani.
Persepsi yang sempit dan keliru terhadap pendidikan
jasmani akan mengakibatkan nilai-nilai luhur dan tujuan pendidikan yang
terkandung di dalamnya tidak akan pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus
disesuaikan, dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara
penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran
pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi
perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model
pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami bagi orang yang
hendak mengajar pendidikan jasmani.
Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan
dengan konsep lain, dimana pendididkan jasmani disamakan dengan setiap usaha
atau kegiatan yang mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body
building), kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (pysical
activities), dan pengembangan keterampilan (skill development). Pengertian itu
memberikan pandangan yang sempit dan menyesatkan arti pendidikan jasmani yang
sebenarnya. walaupun memang benar aktivitas fisik itu mempunyai tujuan
tertentu, namun karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan
itu tidak mengandung unsur-unsur pedagogi. Pendidikan jasmani bukan hanya
merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus
berada dalam konteks pendidikan secara umum (general education). Tentunya
proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik
antarpelakunya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
A. Pengertian
Pendidikan Jasmani
Pendidikan
jasmani terdiri dari kata pendidikan dan jasmani, pendidikan adalah proses pengubahan
sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
sesorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan (KBBI, 1989), jasmani adalah tubuh atau badan (fisik). Kata fisik dibedakan dengan jiwa atau fikiran (mind).
Oleh karena itu, jika kata pendidikan (education) ditambahkan dalam kata fisik,
maka membentuk frase atau susunan kata pendidikan fisik atau pendidikan jasmani
(physical education), yakni menunjukkan proses pendidikan tentang
aktivitas-aktivitas yang mengembangkan dan memelihara tubuh manusia.Namun
yang dimaksud jasmani di sini bukan hanya badan saja tetapi keseluruhan
(manusia seutuhnya), karena antara jasmani dan rohani tidak dapat
dipisah-pisahkan. Jasmani dan rohanai merupakan satu kesatuan yang utuh yang
selalu berhubungan dan selalu saling berpengaruah.
Nixon and Cozens (1963: 51) mengemukakan bahwa
pendidikan jasmani didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses pendidikan
yang berhubungan dengan aktivitas dan respons otot yang giat dan berkaitan
dengan perubahan yang dihasilkan individu dari respons tersebut.
Dauer dan Pangrazi (1989: 1) mengemukakan bahwa
pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang
memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan
perkembangan secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan jasmani didefinisikan
sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara
yang tepat agar memiliki makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program
pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada
domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.
Bucher, (1979). Mengemukakan pendidikan jasmani
merupakan bagian integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan,
adalah proses pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif,
sosial, dan emosional.
Ateng (1993) mengemukakan; pendidikan jasmani
merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai
kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan secara organik, neuromuskuler,
intelektual dan emosional.
Pendidikan Jasamani adalah suatu proses
pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun angota masyarakat yang
dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam
rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan
kecerdasan dan pembentukan watak.
Definisi Pendidikan jasmani adalah suatu proses
pendidikan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup
sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur
secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah,
jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap siswa.
B. Pengertian
Olahraga
Makna olahraga
menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu
orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Sedangkan dalam Webster’s
New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk
mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam
olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat).
UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai “setiap
aktivitas fisik berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur
alam, orang lain, ataupun diri sendiri”. Sedangkan Dewan Eropa merumuskan
olahraga sebagai “aktivitas spontan, bebas dan dilaksanakan dalam waktu luang”.
Definisi terakhir ini merupakan cikal bakal panji olahraga di dunia “Sport for
All” dan di Indonesia tahun 1983, “memasyarakatkan olahraga dan mengolahragaka
masyarakat” (Rusli dan Sumardianto,2000: 6).
Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses
sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong
mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang
sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan,
perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut Edward
(1973) olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang
lingkup bermain mempunyai karakteristik antara lain; a. Terpisah dari
rutinitas, b. Bebas, c. Tidak produktif, d. Menggunakan peraturan yang tidak
baku. Ruang lingkup pada games mempunyai karakteristik; a. ada kompetisi, b.
hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, kesempatan. Sedangkan ruang
lingkup sport; permainan yang dilembagakan.
C. Perbedaan
Olahraga dan Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani (physical education)
digunakan untuk kalangan pendidikan sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Sedangkan Olahraga (Sport) untuk kegiatan di luar pendidikan yang
berorientasi pada peningkatan prestasi melalui pertandingan dan perlombaan
Perbedaan
Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Pendidikan Jasmani
|
Olahraga
|
Pemahaman
gerak
Berpacu
pada satuan kurikulum
Subyeknya
pelajar (Child Centered)
Pribadi
anak seluruhnya
Entry
Behavior
Pengaturan
disesuaikan
Gerak
kehidupan sehari-hari
Perhatian
ekstra pada anak lamban
Tidak
mesti bertanding
Wajib
|
Prestasi
Bebas
Subyeknya
atlet (Subject centered)
Kinerja
motorik
Talent
Scouting
Aturan
Baku
Gerak
fungsional cabang
Ditinggalkan
Selalu
bertanding
Bebas
|
D. Hubungan
Olahraga dan Pendidikan Jasmani
Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus
juga mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport),
sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam
konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau
masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih
konseptual.
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan
sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal
yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik.
Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari
bermain dapat ditemukan di dalam keduanya. Olahraga di pihak lain adalah suatu
bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli
memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang terorganisasi,
yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi,
pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga
melibatkan aktivitas kompetitif.
Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas
kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah
disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa
bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis
maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan
aturan atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung,
kecuali atas kesepakatan semua pihak yang terlibat.
Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah
aktivitas kompetitif. Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan
kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata
bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga,
tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena
aspek kompetitif teramat penting dalam hakikatnya.
Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen
baik dari bermain maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu
saja, atau tidak juga harus selalu seimbang di antara keduanya. Sebagaimana
dimengerti dari kata-katanya, pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang
memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam
aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku
bagi bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses
kependidikan.
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan
bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks
pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat
membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga
olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan. Misalnya, olahraga
profesional (di Amerika umumnya disebut athletics) dianggap tidak punya misi
kependidikan apa-apa, tetapi tetap disebut sebagai olahraga. Olahraga dan
bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk
kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan
pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus
beriringan bersama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan
melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotorik,
kognitif, dan afektif setiap siswa.
Dari beberapa hal di atas saya berpendapat bahwa
Pendidikan Jasmani dapat berdampingan/ sejajar dengan Olahraga, dimana saya
memandang dari beberapa aspek seperti halnya : Pendidikan jasmani yang benar
dan olahraga yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap
pendidikan anak secara keseluruhan . Hal nyata yang diperoleh dalam pendidikan
jasmani dan olahraga adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik,
mental, emosi, sosial dan moral. Saya percaya bahwa pendidikan jasmani dan
olahraga merupakan wahana yang paling tepat untuk “ membentuk manusia
seutuhnya”.
B. Saran
Beberapa pelajaran mengenai konsep olahraga dan
pendidikan jasmani serta hal-hal lain yang menerangkan tentang konsep
tersebut telah teruraikan dalam makalah ini walau mungkin tak sempurna dan
masih banyak kekurangan di dalamnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ateng Abdulkadir
(1993), Azas dan Landasan Pendidikan
Jasmani dan Olahraga, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Drs. Aip Syarifudin, M.Pd.
dkk (2000), Azas dan Falsafah Penjaskes,
Jakarta, Universitas Terbuka
Dr. Hj. Tisnowati Tamat,
Drs. Moekarto Mirman, M, Ed (1998). Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan