Sunday, July 2, 2023

BAB III PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI METODE PENUGASAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN DI KELAS IV

 

BAB III

METODE PENELITIAN

 

A.    Lokasi dan Waktu Penelitian

1.      Lokasi Penelitian 

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Trijaya yang beralamat di Jl. Balai Desa Trijaya Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan. Adapun gambaran tentang lokasi penelitian selengkapnya dipaparkan berikut ini.

a.       Kondisi sekolah

SDN Trijaya berdiri mulai tahun 1972 dengan luas tanah seluruhnya 851 m2, dan luas seluruh bangunan 260 m2. SD Negeri Trijaya telah diakreditasi dengan kategori nilai B. Secara umum kondisi SD Negeri Trijaya memiliki sarana dan prasarana yang termasuk cukup, yaitu: 6 ruang kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah, WC, lapangan upacara dan sarana dan lain. Untuk lebih jelasnya berikut denah SD Negeri Trijaya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3.1

Lokasi dan Denah SD Negeri Trijaya

b.      Kondisi guru

Keadaan tenaga pengajar di SD Negeri Trijaya, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan tahun pelajaran 2014/2015, ada beberapa guru yang baru memiliki ijazah diploma dua (D2) dan selebihnya sudah berijazah strata satu (S1). Adapun data keadaaan guru di SD Negeri Trijaya, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1

Keadaan Guru SD Negeri Trijaya

No

Status Guru

Tingkat Pendidikan

SLTA

D1

D2

D3

S1

S2

S3

1

Guru Tetap

-

-

2

-

3

-

-

2

Guru Bantu

-

-

-

-

-

-

-

3

Guru tidak Tetap

-

-

1

-

5

-

-

Jumlah

-

-

3

-

8

-

-

 

c.       Kondisi siswa

Keadaan siswa SD Negeri Trijaya, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan pada setiap tahun pelajaran baru, khususnya untuk jumlah penerimaan siswa kelas I tahun pelajaran 2014/2015 mengalami penurunan dibandingkan dengan jumlah kelas I tahun yang lalu. Begitu pula dengan kelas lanjutan, selalu mengalami perubahan jumlah. Perubahan tersebut dikarenakan ada beberapa siswa yang masuk dan pindah sekolah.

Secara umum keberadaan siswa SD Negeri Trijaya, berasal dari keluarga yang orang tuanya mempunyai mata pencaharian sebagai petani, pedagang, wiraswasta, dan pegawai negeri serta pegawai lainnya. Untuk lebih memperjelas keadaan siswa SD Negeri Trijaya selama 2 tahun terakhir, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

 

 

 

 

 

 

Tabel 3.2

Keadaan Siswa SDN Trijaya setiap Tahun

Kelas

Jumlah Siswa

2013/2014

2014/2015

I

22 Siswa

17 Siswa

II

16 Siswa

21 Siswa

III

19 Siswa

16 Siswa

IV

18 Siswa

18 Siswa

V

23 Siswa

18 Siswa

VI

23 Siswa

22 Siswa

Jumlah

121Siswa

112 Siswa

 

Adapun jumlah rombongan belajar yang dilaksanakan oleh SD Negeri Trijaya untuk tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 6 rombongan belajar. Data selengkapnya mengenai jumlah rombongan belajar sebagaimana pada tabel berikut ini.

Tabel 3.3

Jumlah Rombongan Belajar setiap Tahun

Kelas

Tahun Pelajaran

2013-2014

2014-2015

I

1

1

II

1

1

II

1

1

IV

1

1

V

1

1

VI

1

1

Jumlah

6

6

 

2.      Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 6 bulan yakni mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2015. Adapun waktu pelaksanaan penelitian selengkapnya daat dilihat pada lampiran.

 

B.     Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Trijaya, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang terdiri dari 9 laki-laki dan 9 perempuan (subyek penelitian sebagaimana pada Tabel 1.1). Dipilihnya subjek penelitian ini karena masih banyaknya siswa kelas IV SD Negeri Trijaya yang belum mampu dalam menulis karangan dengan memperhatikan aspek penggunaan ejaan (huruf besar dan tanda baca) dengan tepat.

.

C.    Metode dan Desain Penelitian

1.      Metode Penelitian

Metode penelitian mutlak diperlukan oleh seorang peneliti untuk dapat mengungkapkan maksud-maksud penelitian. Pemilihan metode yang tepat akan sangat membantu keberhasilan sebuah penelitian, karena hal ini akan memperjelas langkah-langkah serta arah tujuan dari penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010, hlm. 135-137), bahwa:

Penelitian tindakan kelas yaitu “penelitian yang dilakukan guru ke kelas atau di sekolah tempat dia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran. PTK merupakan tindakan perbaikan guru dalam mengorganisasi pembelajaran dengan menggunakan prosedur perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

 

Dasar pertimbangan peneliti menggunakan metode PTK tersebut berdasarkan yang diungkapkan Arikunto, dkk., (2010, hlm. 2) bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan”. Lebih lanjut dikemukakan bahwa “PTK bukanlah menyangkut materi atau topik pokok bahasan, tetapi menyangkut penyajiannya, yaitu strategi, pendekatan, metode atau cara untuk memperoleh hasil melalui sebuah kegiatan uji coba atau eksperimen (Arikunto, dkk., 2010, hlm. 6)”.

Berdasarkan paparan di atas, dapat dikemukakan bahwa pemilihan metode PTK pada penelitin ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses serta hasil pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan pada siswa kelas IV SD Negeri Trijaya, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan.

2.      Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa siklus, yang meliputi: rencana (planning), pelaksanaan (action), Observasi (observation), dan refleksi (reflection). Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, 1998 (dalam Wiriatmadja, 2008, hlm. 66), yaitu pendekatan spiral.

 

OBSERVER

Chevron: PLANText Box: REFLECTText Box: ACTION

 

 

 


OBSERVER

Chevron: PLANText Box: REFLECTText Box: ACTION

 

 

 

OBSERVER

Chevron: PLANText Box: REFLECTText Box: ACTION

 

 

 

 

 

 

Gambar 3.2

Pendekatan Spiral Kemmis dan Mc. Taggart, 1998

(dalam Wiriatmadja, 2008, hlm. 66)

 

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pertama, sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

Pada hakikatnya penelitian adalah suatu cara dari sekian cara yang pernah ditempuh atau dilakukan dalam mencari kebenaran. Cara mendapatkan kebenaran itu ditempuh melalui metode ilmiah. Jadi tidak berlebihan apabila metode disebut sebagai strategi dalam penelitian ilmiah. Tujuannya untuk meramalkan, mengontrol, dan menjelaskan gejala-gejala yang teramati guna mendapatkan kebenaran yang diinginkan.

Beberapa ahli dan peneliti telah menggolongkan penelitian dalam berbagai jenis penelitian tergantung dari tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat dan sebagainya. Berdasarkan metodenya Furchan (2004 dalam Hatimah, dkk., 2007, hlm. 82-83) mengelompokkan metode penelitian ke dalam empat kelompok besar, yaitu : 1) Eksperimental; 2) Ex past facto; 3) Deskriptif; dan 4) Historis. Sedangkan Nazir (2005 : 47) metode penelitian dapat dikelompokkan dalam lima kelompok besar yaitu : 1) Metode sejarah, 2) Metode deskripsi/survey, 3) Metode eksperimen, 4) Metode Grounded Research, dan 5) Metode Penelitian Tindakan.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins dalam Rochiati, 2006, hlm. 11). Secara ringkas, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.  

Kasbolah (1991, hlm. 2) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan yang secara langsung menyentuh masalah lapangan, yaitu masalah yang ada di kelas. Untuk lebih mengenal apa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas kita perlu mengetahui ciri-ciri atau karakteristik dari PTK itu sendiri. Dengan mengetahui ciri-ciri yang ada pada penelitian tindakan kelas diharapkan pengertian tentang jenis penelitian tindakan akan menjadi lebih jelas.

Ciri atau karakteristik PTK menurut Kasbolah (1991, hlm.15-17), yaitu sebagai berikut:

1.    Penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh guru sendiri

2.    Penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan praktik factual

3.    Penelitian tindakan kelas adalah adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan

4.    Penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif.

Berdasarkan ciri atau karakterisitk PTK di atas, dapat dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas hanya dapat diakukan oleh guru pada mata pelajaran yang diampunya, tidak dapat dilakukan oleh guru mata pelajatan yang lain. Penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan yang dialami dan dirasakan sebagai suatu masalah pada kegiatan pembelajaran yang diampu oleh guru yang bersangkutan. Penelitian tindakan berupaya memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran berupa tindakan-tindakan yang mengarah pada perbaiakan kegiatan pembelajaran dan bersifat kolaboratif dalam pelaksanaan tindakannya.

Penelitian tindakan kelas, secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat jenis. Jenis-jenis PTK antara lain: (a) PTK Diagnostik, yaitu penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian; (b) PTK Partisipan, apabila peneliti terlibat langsung di dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisis data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya; (c) PTK Empiris, ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukukan apa yang dilakukan serta apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitiannya berkenaan dengan penyimpangan catatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan sehari-hari; (d) PTK Eksperimental, ialah apabila diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar-mengajar. Di dalam kaitannya dengan kegiatan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang diterapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. (Komara dalam Dahli, 2009, hlm. 11)

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan, bahwa pada penelitian tindakan kelas yang peneliti kaji termasuk pada jenis PTK empiris. Pada PTK empiris seperti yang dikemukakan di atas, bahwa peneliti berupaya melaksanakan suatu tindakan dalam upaya perbaikan proses dan hasil pada pembelajaran menulis karangan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan pada siswa kelas IV SD Negeri Trijaya, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan.

 

D.    Prosedur Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas harus bersifat prosedural dan sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam penelitian. Prosedur penelitian tindakan kelas yang akan diterapkan peneliti dalam pembelajaran menulis karangan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan pada siswa kelas IV SD Negeri Trijaya Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan.

 

1.      Tahap Perencanaan

1)      Mempersiapkan kelengkapan yang digunakan dalam proses pembelajaran, seperti pemetaan SK-KD dan silabus.

2)      Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan pembelajaran kontektual melalui metode penugasan.

3)      Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan.

4)      Menyiapkan instrumen penelitian yang berupa, pedoman observasi siswa dan guru, soal tes.

2.      Tahap Pelaksanaan

1)      Peneliti melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan.

2)      Peneliti dengan bantuan guru kelas IV melaksanakan pembelajaran menulis karanagan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontektual melalui metode penugasan.

3)      Peneliti melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan.

4)      Peneliti mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan.

5)      Apabila hasil yang diperoleh belum maksimal, maka penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya.

3.      Tahap Observasi

1)      Peneliti mengamati kegiatan guru kelas IV dalam proses belajar mengajar menulis karangan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan.

2)      Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung.

3)      Melakukan diskusi dengan guru kelas IV sebagai rekan sejawat untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan pada penerapan pembelajaran kontektual melalui metode penugasan pada pembelajaran menulis karangan dan memberikan perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

4.      Tahap Analisis dan Refleksi

1)      Menganalisis temuan saat melakukan observasi.

2)      Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan pendekatan pembelajaran kontektual melalui metode penugasan.

3)      Melakukan refleksi terhadap penerapan pendekatan pembelajaran kontektual melalui metode penugasan.

 

E.     Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data hasil pelaksanaan pada penelitian ini, yaitu:

1.      Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas IV SDN Trijaya adalah melalui tes hasil belajar siswa pada materi menulis karangan. Tes hasil belajar yang diberikan berupa tes tertulis berbentuk isian, pemberian tes dilakukan sesudah diberikan tindakan.

2.      Instrumen Non Tes

a.       Pedoman Observasi

Pedoman observasi dalam penelitian ini digunakan untuk nengetahui gambaran aktivitas siswa dan guru (kinerja) selama proses pembelajaran menulis karangan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan pada siswa kelas IV SD Negeri Trijaya Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan berlangsung. Pedoman observasi untuk siswa berupa lembar observasi kinerja siswa dan pedoman observasi guru ini berupa lembar observasi kinerja guru.

b.      Lembar Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kesulitan dan hambatan yang dialami siswa dan guru kelas dalam pembelajaran menulis karangan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan pada siswa kelas IV SD Negeri Trijaya Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan. Melalui kegiatan wawancara ini dapat diketahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

 

 

c.    Catatan Lapangan

Teknik ini sejenis dengan catatan anekdot, tetapi mencakup kesan dan penafsiran subyektif. Deskripsi mencakup aktivitas atau perilaku yang dilakukan siswa dan guru dalam pembelajaran menulis karangan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan pada siswa kelas IV SD Negeri Trijaya Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan, misalnya; pelajaran yang lebih baik, perilaku kurang perhatian, pertengkaran pisik, kecerobohan yang tidak disadari oleh guru. Seperti halnya catatan anekdot, perhatian diarahkan pada persoalan yang dianggap menarik pada saat penelitian berlangsung.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                      

F.     Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sehingga memiliki arti. Teknik pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif, yaitu:

1.      Teknik Pengolahan Data Proses

Data proses dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan pada siswa kelas IV SD Negeri Trijaya Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan berlangsung menggunakan instrumen penelitian seperti dikemukakan di atas (teknik observasi, wawancara dan catatan lapangan).

Adapun teknik pengolahan data proses hasil penelitian sebagai berikut:

a.       Data proses aktivitas siswa

Aktivitas siswa berupa prilaku dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan pada siswa kelas IV SD Negeri Trijaya Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan menjadi sumber penelitian. Aspek yang diamati atas perilaku siswa, yaitu: aspek perhatian, motivasi dan keaktifan siswa selama pembelajaran menulis karangan berlangsung.  Berikut penjabaran aspek siswa yang diamati pada saat pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan, sebagaimana tabel berikut ini.

Tabel 3.4

Aspek yang Diamati pada Pembelajaran

No

Aspek yang Diamati

Uraian

1

Perhatian

a.    Menyimak penjelasan guru dengan baik.

b.    Tidak berbincang-bincang dengan teman. 

c.    Tidak menggannggu teman.

2

Motivasi

a.    Antusias terhadap pembelajaran..

b.    Tampak percaya diri dalam pembelajaran.

c.    Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru.

3

Keaktifan

a.    Mengajukan pertanyaan.

b.    Menjawab pertanyaan.

c.    Memberikan saran atau pendapat.

 

Dari setiap aspek yang diamati tersebut diberikan rentang sor dengan bobot skor sebagai berikut:

1.   Skor 3: Jika semua indikator nampak.

2.   Skor 2: Jika dua indikator yang nampak.

3.   Skor 1: Jika satu indikator yang nampak.

4.   Skor 0: Jika tidak ada satupun indikator yang nampak.

Sedangkan untuk penginterpretasian dari setiap aspek aktivitas siswa yang diamati, sebagai berikut:

Tabel 3.5

Interpretasi Aktivitas Siswa

No

Rentang Nilai

Uraian

1

7 - 9

Baik

2

4 - 6

Cukup

3

1 - 3

Kurang

 

Untuk mengetahui seberapa besar prosentase aktivitas keseluruhan siswa dalam pembelajaran menulis karangan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan pada siswa kelas IV SD Negeri Trijaya Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan dengan rumus sebagai berikut:

Aktivitas:  Jumlah siswa yang baik/ cukup/ kurang x 100%

     Jumlah siswa

 

b.      Data proses kinerja guru

Data proses kinerja guru terdiri dari kinerja guru dalam membuat  perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran materi menulis karangan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan di kelas IV SD Negeri Trijaya Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan. Untuk indikator data proses kinerja guru pada tahap perencanaan, yaitu: pengelolaan kegiatan belajar mengajar, pengorganisasian bahan pengajaran, pengelolaan kelas, penggunaan alat peraga dan metode mengajar, serta penilaian hasil belajar siswa untuk kepentingan pengajaran.

Untuk tahap pelaksanaan guru dalam pembelajaran menulis karangan, indikatornya meliputi: pengelolaan kegiatan awal (pendahuluan), pengelolaan kegiatan inti, dan pengelolaan akhir kegiatan (penutup).

Dari setiap indikator tentang perencanaan dan pelaksanaan guru dalam pembelajaran menulis karangan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan dengan rentang skor 0-4, (indikator lengkapnya terlampir). Adapun nilai keseluruhan dari perencanaan dan pelaksanaan guru dalam mengajar sebagai berikut:

Nilai = Jumlah skor perolehan x 100

                        Skor ideal

c.       Wawancara

Data hasil wawancara berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran menulis karangan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan di kelas IV SD Negeri Trijaya Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa siswa maupun dengan guru pengajar. Hasil wawancara dengan siswa tentang kesan, perasaan, sikap dan tanggapan mereka setelah mengikuti pembelajaran menulis karangan, sedangkan hasil wawancara dengan guru pengajar berkaitan dengan kesan, tangapan, kesulitan dan sikap dalam mengajarkan materi menulis karangan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan. Data hasil wawancara ditelaah kemudian dideskripsikan dan disimpulkan. Untuk lebih jelasnya mengenai lembar wawancara dengan guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran.

d.      Catatan lapangan

Data catatan lapangan dipergunakan untuk memperoleh data proses pembelajaran menulis karangan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan di kelas IV SD Negeri Trijaya Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan sekaligus sebagai data pembanding dari data yang lain (data aktivita siswa, kinerja guru, hasil wawancara, tes hasil belajar) diperoleh selama penelitian berlangsung. Dari catatan lapangan ini diperoleh data tentang rekam dalam bentuk paparan narasi mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran menulis karangan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan pada setiap siklus. Disamping itu melalui catatan lapangan, diperoleh juga kekurangan dan kelebihan dari kegiatan pembelajaran yang berlangsung saat itu.

 

2.      Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar

Data hasil yaitu berupa hasil tes akhir siswa dari proses pembelajaran menulis karangan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan di kelas IV SD Negeri Trijaya Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan. Tes dilakukan untuk mengetahui penguasaan dan daya serap siswa terhadap materi menulis karangan yang telah disajikan/disampaikan oleh guru dengan prosedur sebagai berikut:

a.       Pemberian skor setiap soal dengan bobot, yaitu:

1)      Penggunaan huruf besar

a)    Skor 3 : Jika penulisan huruf besarnya benar dan jelas sesuai ejaan.

b)   Skor 2 : Jika penulisan huruf besarnya benar tapi kurang jelas.

c)    Skor 1 : Jika penulisan huruf besarnya tidak teratur dan tidak jelas.   

2)      Penggunaan tanda baca

a)    Skor 3: Jika siswa dalam penulisan tanda baca sudah sesuai.

b)   Skor 2: Jika siswa dalam penulisan tanda baca kurang sesuai.

c)    Skor 1 : Jika siswa dalam penulisan tanda baca tidak sesuai.  

3)      Susunan antar kalimat

a)    Skor 3 : Jika susunan antar kalimat dalam penulisan karangan sudah tepat

b)   Skor 2 : Jika susunan antar kalimat dalam penulisan karangan kurang tepat

c)    Skor 1: jika susunan antar kalimat dalam penulisan karangan tidak tepat

b.      Pemberian nilai akhir dengan rumus:

Skor maksimal = 3+3+3=9

Nilai = jumlah skor yang diperoleh  X 100

                        skor maksimal

Dari pengolahan hasil tes belajar siswa pada materi menulis karangan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode penugasan, jika pada siklus I belum berhasil mencapai KKM sebesar 65 yang telah ditetapkan untuk setiap siswa dengan pencapaian secara klasikal sebesar 80%, maka dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II. Begitu juga jika pada pada siklus II belum tuntas secara klasikal, maka penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya.

 

G.    Validasi Data

Bentuk validasi data pada penelitian ini berpedomam pada pendapat Hopkins (dalam Wiriatmadja, 2005, hlm. 168-171). Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1.      Member chek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan/ informasi selama observasi atau wawancara dengan cara mengkonfirmasikannya dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan.

2.      Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.

3.      Audit trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan cara mendiskusikannya dengan pembimbing.

4.      Expert opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan-temuan peneliti kepada pakar yang profesional dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan kepada pembimbing untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggung jawabkan.

Dari keempat teknik validasi yang digunakan di atas, pada penelitian ini saling terkait dan mendukung dalam memperoleh data penelitian yang akurat. Sehingga keabsahan data penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah sesuai dengan persyaratan data penelitian yaitu valid dan reliabel.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Arikuto, Suharsimi. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pragmatik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, dkk., (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksasra.

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Depdiknas UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Wiraatmadja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

 

 

No comments:

Post a Comment

Soal UJian Sekolah Kelas 6 IPA 2024

  PENILAIAN SUMATIF AKHIR JENJANG (PSAJ) TAHUN PELAJARAN 2 023 / 2 024   Mata Pelajaran                          : IPA Kelas/Semest...