HUBUNGAN
OLAHRAGA DAN SOSIAL
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Pendidikan
Jasmani Dan Olahraga
Dosen : Sartono, S.Pd.,
M. Or
Oleh :
Asep
Tarudianto (116223022)
Ermawati
faizah (116223054)
Novia
kartika (116223107)
PGSD
C
Semester
VII
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
STKIP MUHAMMADIYAH
KUNINGAN
2014
KATA PENGANTAR
Marilah kita senantiasa memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesejahteraan serta kita dapat beraktifitas khususnya
dalam upaya menyelesaikan analisis ini.
Makalah ini disusun secara
sederhana untuk memenuhi Tugas kelompok pada mata kuliah Pendidikan Jasmani dan Olahraga” Hubungan
Olahraga dan Sosial” makalah
ini juga dibuat agar kita sebagai pendidik
ataupun calon pendidik agar mampu mengaplikasikannya dalam proses belajar baik
disekolah maupun di luar sekolah.
Demikian semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan kita, serta penunjang untuk tugas kuliah. Saya sebagai
penyusun mengharapkan masukan dan kritik yang membangun atas segala kekurangan
yang kami miliki. Kami berusaha memberi manfaat yang
lebih dari pada makalah ini. Oleh karena
itu, tiada lain harapan kami agar makalah ini memberikan
manfaat yang besar bagi pembacanya.
Kuningan, Oktober 2014
Penyusun
i
DAFTAR
ISI
Kata
pengantar................................................................................................. i
Daftar
isi........................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang..................................................................................... 1
b. Rumusan
Masalah................................................................................. 1
c. Tujuan
Masalah..................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
a. Pengertian
Olahraga.............................................................................. 3
b. Manfaat
Olahraga................................................................................. 3
c. Pengertian
Sosial................................................................................... 4
d. Hubungan
Sosial dan Olahraga............................................................ 5
BAB IIIPENUTUP
a. Kesimpulan........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11
Ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Olahraga
merupakan serangkaian gerak dengan teknik tertentu yang dapat memberikan dampak
positif bagi kesehatan tubuh. Olahraga pada saat ini sudah memiliki banyak
variasi dan tidak hanya terpaku pada gerakan fisik saja tetapi sudah merasuk
nilai nilai seni di dalamnya.
Kajian olahraga terhadap ilmu
olahraga diawali dengan keterlibatan sosiologi sebagai salah satu ilmu yang
digunakan untuk mengkaji fenomena keolahragaan. Konsep sosiologi dipaparkan
sebagai dasar untuk memahami konsep-konsep sosiologi olahraga, khususnya
berkaitan dengan proses sosial yang menyebabkan terjadinya dinamika dan
perubahan nilai keolahragaan dari waktu ke waktu. Fenomena olahraga mengalami
perkembangan begitu pesat sampai kedalam seluruh aspek olahraga. Olahraga tidak
hanya dilakukan untuk tujuan kebugaran badan dan kesehatan, tetapi juga
menjangkau aspek politik, ekonomi, sosial,dan budaya. Oleh karenanya pemecahan
masalah dalam olahraga dilakukan dengan pendekatan inter-disiplin, dan salah
satu disiplin ilmu yang dimanfaatkan adalah sosiologi.
Dari sisi pelaku dan proses sosial
yang terbentuk, semakin memantapkan keyakinan bahwa olahraga merupakan kegiatan
yang kecil dan dilakukan dalam perikehidupan masyarakat, artinya
fenomena-fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat telah tercermin dalam
aktivitas olahraga dengan terdapatnya nilai, norma, pranata, kelompok, lembaga,
peranan, status, dan komunitas.
Sosiologi berupaya mempelajari
masyarakat dipandang dari aspek hubungan antar individu atau kelompok secara
dinamis, sehingga terjadi perubahan-perubahan sebagai wujud terbentuknya dan
terwarisinya tata nilai dan budaya bagi kesejahteraan pelakunya untuk
peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan secara utuh menyeluruh.
B. Rumusan
masalah
Rumusan masalah disini ialah membahas apa yang
terjadi didalam latar belakang, antara lain :
1.
Apa
yang dimaksud dengan pengertian pengertian olahraga ?
2.
Apa
yang dirasakan dalam manfaat olahraga ?
3.
Apa
yang dimaksud dengan pengertian sosial ?
4.
Hubungan
sosiologi (sosial) dengan olahraga ?
C. Tujuan
Masalah
Tujuan masalah disini ialah membahas apa yang
terjadi dalam rumusan masalah, antara lain :
1.
Memahami
pengertian pengertian olahraga !
2.
Mampu
memahami manfaat olahraga !
3.
Memahami
pengertian sosial !
4.
Memahami
Hubungan sosiologi (sosial) dengan olahraga !
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Olahraga
Olahraga adalah serangkaian
gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan
hidup dan meningkatkan kemampuan gerak meningkatkan kualitas hidup). Seperti
halnya makan, Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodik;
artinya Olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak
dapat ditinggalkan.
Dalam olahraga terdapat Pedagogi
olahraga mencakup dua hal utama :
1. Tindakan pendidikan praktis dalam
bermain dan olahraga, dan karena itu ada landasan teoretis bagi kegiatan
olahraga yang mengandung maksud mendidik tersebut; dan
2. Praktik yang dimaksud berbeda dengan
praktik dan konsep lama dalam pendidikan jasmani yang mengutamakan
latihan gaya militer dan drill di beberapa negara, khsusnya di Jerman; praktik
baru itu disertai konsep teoretis pendidikan jasmani, kontrol
terhadap badan, dan disiplin, yang menyatu dengan gerak fisik,
ability, dan keterampilang dibawah pengendalian jiwa dan kemauan
B.
Manfaat Olahraga
Dalam berolahraga terdapat beberapa
manfaat antara lain :
1. Meningkatkan
daya tahan tubuh.
Olahraga yang teratur dapat
meningkatkan daya tahan tubuh dikarenakan gerakan-gerakan dalam olahraga memicu
hormon adrenalin yang mendorong jantung untuk bekerja lebih keras sehingga
aliran darah lebih deras mengalir ke otot dan otak. Maksud dari reaksi dari
hormon adrenalin ini adalah untuk mempersiapkan tubuh dalam menghadapi berbagai
ancaman yang mungkin akan terjadi baik secara fisik maupun dalam bentuk
penyakit. Itulah mengapa olahraga teratur sangat disarankan karena dapat
meningkatkan daya tahan tubuh akibat hormon adrenalin yang terus dikeluarkan
secara teratur.
2. Meningkatkan kinerja otak.
Aliran
darah yang deras mengalir akibat reaksi dari hormon adrenalin tersebut membawa
oksigen ke otak yang memang memerlukannya dan membuat kinerja otak lebih baik
sehingga dapat fokus pada aktifitas yang sedang dilakukan.
3. Menunda penuaan.
Berolahraga
memicu produktivitas sel-sel baru pada kulit sehingga kulit akan lebih kencang
dan mengurangi kerutan karena sel-sel yang mati cepat tergantikan oleh sel-sel
kulit yang baru diproduksi tersebut.
4. Mengurangi
resiko stress.
Sudah
pasti resiko stess akan jauh berkurang jika kita berolahraga akibat
meningkatnya kadar hormon serotonin dalam otak yang berfungsi untuk
mengendalikan mood.
5. Meningkatkan
kepercayaan diri dan penampilan.
Seseorang
yang berolahraga pasti akan memiliki stamina dan energi yang jauh lebih baik
dibandingkan dengan yang tidak berolahraga. Stamina dan energi yang bagus akan
mempengaruhi kondisi psikologis seseorang hingga menimbulkan efek positif
seperti perasaan kuat, nyaman, aman dan tenang. Efek positif tersebut tentunya dapat
menimbulkan kepercayaan diri setiap orang.
C. Pengertian
Sosial
Sosial
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kemasyarakatan.
Dalam hubungan
nya sosial, sosial terdapat manfaat diantaranya :
1.
Struktur sosial - urutan derajat kelas sosial dalam
masyarakat mulai dari terendah sampai tertinggi. Contoh: kasta.
2.
Diferensiasi sosial - suatu sistem kelas sosial dengan
sistem linear atau tanpa membeda-bedakan tinggi-rendahnya kelas sosial itu
sendiri. Contoh: agama.
3.
Integrasi sosial - pembauran dalam masyarakat, bisa
berbentuk asimilasi, akulturasi, kerjasama, maupun akomodasi.
Masyarakat adalah sekelompok
individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki
budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan
perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya.
Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang
tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis
oleh orang lain atau umum.
Sebagai ilmu yang mempelajari
fenomena masyarakat yang dipandang dari sudut hubungan antar manusia yang
terwujud dalam suatu proses sosial yang didalamnya melibatkan dan memunculkan
struktur sosial, nilai, norma, pranata, peranan, status, individu, kelompok,
komunitas, dan masyarakat, sosiologi telah memberi kontribusi pada disiplin
ilmu lain untuk keperluan praktis dalam mengkaji dan memecahkan masalah yang
muncul.
Hasil kajian tersebut digunakan
sebagai landasan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pembinaan
dan pengembangan disiplin ilmu terkait
D. Hubungan
Sosiologi (sosial) dengan Olahraga
Sosiologi olahraga merupakan
sosiologi terapan yang dikenakan pada olahraga, sehingga dapat dikatakan
sebagai sosiologi khusus yang berusaha menaruh perhatian pada permasalahan
olahraga. Sebagai ilmu terapan, sosiologi olahraga merupakan gabungan dari dua
disiplin ilmu, yaitu sosiologi dan olahraga, yang oleh Donald Chu
disebut sebagai perpaduan antara sosiologi dan olahraga.
Sebagai ilmu murni yang bersifat
non-etis, teori-teori sosiologi berpeluang untuk dicercap oleh disiplin ilmu
lain, dan sebagai disiplin ilmu yang relatif baru, olahraga masih menggunakan
teori-teori dari disiplin ilmu lain untuk menyusun teori ataupun hukum-hukum
keilmuannya. Dalam hal ini ilmu olahraga bersifat integratif, yaitu berusaha
menerima dan mengkombinasikan secara selaras keberadaan ilmu lain untuk mengkaji
permsalahan yang dihadapi.
Sosiologi olahraga berupaya membahas
perilaku sosial manusia, baik sebagai individu maupun kelompok, dalam situasi
olahraga, artinya, saat melakukan kegiatan olahraga, pada dasarnya manusia
melakukan kegiatan sosial yang berupa interaksi sosial dengan manusia lainnya. Dalam
berinteraksi ia terikat oleh nilai atau norma yang berlaku pada komunitas
dimana ia berada dan pranata-pranata yang berlaku pada cabang olahraga yang
sedang dilakukan.
Pelanggaran terhadap nilai dan norma
atau perilaku yang menyimpang dari peran yang dimainkannya akan berakibat
adanya sangsi, penentuan jenis sangsi ini ditentutan atas kesepakatan bersama,
atau aturan yang telah dibakukan, kesemuanya itu dilakukan agar aktivitas
olahraga yang dimainkan bisa berjalan secara aman, tertib dan lancar. Latar
belakang munculnya kajian sosiologi olahraga ini dapat dikaji dari fenomena
yang ada dalam dunia keolahragaan, yaitu: pertama ilmu keolahragaan menggunakan
pendekatan inter-disiplin dan cross-disiplin dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi, kedua, telah diyakini dan diakui kebenarannya suatu
teori yang menyatakan: “sport is reflect
the social condition” atau “ sport is
mirror of society”.
Sebagai disiplin ilmu baru, dan
masih dalam proses memperoleh pengakuan dari komunitas masyarakat ilmuwan,
keberadaan olahraga telah berkembang sedemikian pesat. Kajian terhadapnya
dilakukan dalam frekuensi dan intensitas yang tinggi, baik secara mikro, maupun
makro.
1. Secara mikro
kajian
ilmu olahraga difokuskan pada upaya-upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas
teori dan hukum pendukung ilmu olahraga, sehingga dihasilkan temuan-temuan yang
dapat memperkokoh keberadaan olahraga sebagai fenomena aktivitas gerak insani
yang berbentuk pertandingan ataupun perlombaan, guna mencapai prestasi yang
tinggi. Kajian secara mikro dilakukan dalam konteks internal keolahragaan, yang
secara epistemologi diarahkan pada proses pemerolehan ilmu yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas gerak insani secara lebih efektif dan efisien.
2. Secara makro
kajian
ilmu olahraga diarahkan pada aspek fungsional kegiatan olahraga bagi siapapun
yang terlibat langsung maupun tidak langsung, seperti pelaku (atlet), penikmat
(penonton), pemerintah, pebisnis dan sebagainya. Pada konteks itu, olahraga
dikaji secara aksiologis untuk mengetahui pengaruh olahraga pada pelakunya
sendiri atau khalayak luas, terutama pengaruh sosial yang mengakibatkan posisi
olahraga tidak lagi dipandang sebagai aktivitas gerak insani an sich, melainkan
telah berkembang secara cepat merambah pada aspek-aspek perikehidupan manusia
secara luas. Olahraga pada era kini telah diakui keberadaan sebagai suatu
fenomena yang tidak lagi steril dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan
budaya. Sehingga tidak berlebihan dikatakan bahwa pemecahan permasalahan dalam
olahraga mutlak diperlukan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu, salah
satunya adalah sosiologi.
Beragam kondisi obyektif di
masyarakat dapat dijadikan bukti bahwa olahraga telah merambah pada kehidupan
sosial manusia, misalnya: tak ada satupun media massa yang tidak memuat berita
olahraga, bahkan di Amerika telah diyakini bahwa tanpa berita olahraga, banyak
massa media yang akan bangkrut, karena tidak akan dibaca oleh khalayak.
Suatu pertandingan atau perlombaan
olahraga telah menyita perhatian berjuta manusia sebagai penikmatnya, telah
memakan jutaan dolar untuk penyelenggaraannya, belum lagi tenaga dan waktu yang
tersita untuk melaksanakan atau menikmatinya. Pengaruh olahraga di masyarakat
tidak sekedar penghayatan menang atau kalah, tetapi lebih luas lagi menyangkut
harga diri, kebanggaan, penyaluran potensi-potensi destruktif, bahkan pada
komunitas tertentu, olahraga telah diakui kesejajarannya dengan agama.
Dari paparan tersebut, olahraga
telah diakui sebagai mikrokosmos kehidupan masyarakat. Upaya pengkajian
terhadap masyarakat sebagai whole system dapat dilakukan dengan mengakaji
fenomena olahraga sebagai part systemnya. Oleh karena itu, memecahkan masalah
olahraga merupakan suatu upaya pendekatan terhadap masyarakat luas, dan ini
hanya mampu dilakukan dengan menggunakan sosiologi sebagai salah satu disiplin
ilmu yang dilibatkan.
E. Bidang Kajian Sosiologi Olahraga
Bidang kajian sosiologi olahraga
sangat luas, mengingat hal itu, para ahli terkait berupaya mencari
batasan-batasan bidang kajian yang relevan, misalnya:
1.
Heizemann menyatakan bagian dari teori sosiologi yang dimasukkan dalam
ilmu olahraga meliputi:
a)
Sistem sosial yang bersangkutan dengan garis-garis sosial
dalam kehidupan bersama, seperti kelompok olahraga, tim, klub dan sebagainya.
b)
Masalah figur sosial, seperti figur olahragawan, pembina,
yang berkaitan dengan usia, pendidikan, pengalaman dan sebagainya.
c)
Kesehatan dan kebugaran jasmani Meningkatnya kesadaran akan
pentingnya kesehatah dan kebugaran jasmani dalam aktivitas fisik, termasuk
olahraga.
Olaharaga rekreasi adalah jenis kegiatan
olahraga yang dilakukan pada waktu senggang atau waktu-waktu luang.
d)
Olahraga dan kebudayaan. Manfaat transformasi olahraga dan
kebudayaan antara lain: Mendukung program masyarakat sehat, mempererat ikatan
sosial masyarakat, menjaga identitas budaya bangsa, kebanggaan kolektif bangsa,
daya tarik pariwisata dan mendukung terciptanya masyarakat sejahtera.
Transformasi Olahraga tradisional bertujuan untuk mengawali restorasi budaya
Indonesia sehingga perlahan memperkokoh jati diri bangsa yang seakan pudar.
e)
Pertumbuhan dan rasionalisasi dalam olahraga (merujuk pada
kesesuaian dengan akal sehat, dan dapat dinalar sesuai dengan kemampuan otak )
f)
. Pengaruh olahraga terhadap pelakunya ( efek samping dari
olahraga terhadap kehidupan sehari-hari
g)
. Olahraga dalam lembaga
pendidikan
h)
Pembentukan pribadi (mengembangkan identitas diri)
Keprihatinan terhadap fenomena degradasi moral dan karakter bangsa makin terasa akut dari masa ke masa Di kalangan masyarakat makin mewabah patologi sosial dan penyalahartian praktik kehidupan demokrasi dengan kebebasan tanpa aturan. Selain itu juga ada perkembangan sentimen kedaerahan dan kesu-kubangsaan yang makin meluncurkan semangat nasionalisme, maraknya kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia, terhadinya degradasi lingkungan, radikalisme atas nama puritanisme dan otensitas agama.
Keprihatinan terhadap fenomena degradasi moral dan karakter bangsa makin terasa akut dari masa ke masa Di kalangan masyarakat makin mewabah patologi sosial dan penyalahartian praktik kehidupan demokrasi dengan kebebasan tanpa aturan. Selain itu juga ada perkembangan sentimen kedaerahan dan kesu-kubangsaan yang makin meluncurkan semangat nasionalisme, maraknya kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia, terhadinya degradasi lingkungan, radikalisme atas nama puritanisme dan otensitas agama.
Banyak kalangan berpandangan bahwa
problem multidimensional ini harus dipikul oleh institusi pendidikan. Berbeda
dengan peran pendidikan di negara-negara maju yang lebih terbatas pada transfer
ilmu pengetahuan, pendidikan di Indonesia memikul beban ganda. Beban ganda itu
ialah tidak saja transformasi pengetahuan, tetapi ditambah lagi dengan
en-kulturasi berbagai bidang kehidupan, termasuk pembentukan karakter dan kepribadian
dalam kerangka nation and character building.
1.
Nilai Dasar Dalam kehidupan sehari-hari olahraga sering
disikapi sebagai media hiburan, pengisi waktu luang, senam, rekreasi, kegiatan
sosialisasi, dan meningkatkan derajat kesehatan. Secara fisik olahraga memang
terbukti dapat mengurangi risiko terserang penyakit, meningkatkan kebugaran,
memperkuat tulang, mengatur berat badan, dan mengembangkan keterampilan.
Sayangnya, nilai-nilai yang lebih penting dalam konteks pendidikan dan
psikologi, yaitu pembentukan karakter dan kepribadian, masih kurang disadari.
Kepribadian, sosialisasi, dan pendidikan kesehatan, serta kewarganegaraan hakikatnya adalah agenda penting dalam proses pendidikan. Sebagaimana pentingnya membaca, menulis, dan berhitung, saat ini perlu ditambahkan lagi dengan respect and responsibility Mengapa? Sebab, sesungguhnya dalam perspektif sejarah sudah sejak lama pendidikan jasmani dan olahraga dijadikan andalan sebagai wahana yang efektif untuk pembentukan watak, karakter, dan kepribadian. Bahkan pem-bentukan sifat kepemimpinan seseorang dapat dicapai melalui media ini
Kepribadian, sosialisasi, dan pendidikan kesehatan, serta kewarganegaraan hakikatnya adalah agenda penting dalam proses pendidikan. Sebagaimana pentingnya membaca, menulis, dan berhitung, saat ini perlu ditambahkan lagi dengan respect and responsibility Mengapa? Sebab, sesungguhnya dalam perspektif sejarah sudah sejak lama pendidikan jasmani dan olahraga dijadikan andalan sebagai wahana yang efektif untuk pembentukan watak, karakter, dan kepribadian. Bahkan pem-bentukan sifat kepemimpinan seseorang dapat dicapai melalui media ini
2.
Fair Play, Olahraga dengan segala aspek dan dimensinya,
lebih-lebih yang mengandung unsur pertandingan dan kompetisi, harus disertai
dengan sikap dan perilaku berdasarkan kesadaran moral. Implementasi
pertandingan tidak terbatas pada ketentuan yang tersurat, tetapi juga
kesanggupan mental menggunakan akal sehat. Kepatutan tindakan itu bersumber
dari hati nurani yang disebut dengan istilah fair play
3.
Kontrol sosial (penyerasian dan kemampuan prediksi) Dalam
pengertian pengendalian sosial tercakup segala proses (direncanakan/tidak),
bersifat mendidik, mengajak atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi
kaidah-kaidah dan nilai sosial yang berlaku. Dari penjelasan tersebut dapat dipahami
bahwa pengendalian sosial adalah suatu tindakan seseorang/kelompok yang
dilakukan melalui proses terencana maupun tidak dengan tujuan untuk mendidik,
mengajak (paksaan/tidak) untuk mematuhi kaidah dan nilai sosial tertentu yang
dianggap benar
4.
Sosialisasi (membangun perilaku dan nilai-nilai bersama yang
sesuai)
5.
Kesadaran (pola tingkah laku yang benar)
6.
Keberhasilan (cara pencapaian dengan turut aktif atau
sebagai penikmat)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Olahraga sebagai suatu aktivitas
yang melibatkan banyak pihak telah disikapi secara dinamis dari pemahaman
terhadap yang dianggap sebagai aktivitas primitive untuk mempertahankan hidup
berubah menjadi proses sosial yang menghasilkan karakteristik perilaku dalam
bersaing dan bekerja sama membangun suatu permainan yang dinaungi oleh nilai,
norma, dan pranata lembaga.
Kajian sosiologis yang berkaitan
dengan kelompok sosial dapat dikenakan pada olahraga berdasarkan pada beberapa
hal yakni situasi kondisi dan struktur, serta fungsi kelompok olahraga. Sarat
dengan situasi dan kondisi yang kental akan persaingan dan tata aturan yang
relative ketat sehingga tercipta rasa senang, santai, dan gembira. Berangkat
dari paparan diatas, bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama, persaingan
dan pertikaian, sehingga membutuhkan penyelesaian sementara waktu, menyadari
keterkaitan dan keterikatannya dengan individu lain.
Manusia membentuk kelompok sosial
untuk memecahkan masalah hidupnya dengan mengunakan pendekatan ilmu sosiologi.
Olahraga telah diapresiasikan sedemikian tinggi sebagai media untuk menunjukkan
hegemoni, sehingga untuk menyelenggarakan,dan menciptakan para pelakunya, telah
diupayakan berbagai pendekatan dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu, yang
disebut pendekatan interdisiplin adalah pendekatan yang didasarkan pada
pengetahuan dari ilmu psikologi, sosiologi, anatomi, dan fisiologi. Sedangkan
pendekatan crosdisiplin adalah pendekatan yang difokuskan pada ilmu motor
learning, psikologi olahraga, dan sosiologi olahraga.
DAFTAR
PUSTAKA
Sapto Adi Dan Mu’arifin
(2007)“Sosiologi Olahraga”Upt Perpus Um, Malang
H Gunawan, Ary. 2006. Sosiologi
Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi Tentang Berbagai
Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ahmad Tanwir 2010. Olahraga Dan Penguasaan
Diri
No comments:
Post a Comment