PEMBELAJARAN
MEMBACA
BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
Mata
Kuliah Pengembangan, Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia
Dosen: Ariyanto, M.Pd
Oleh:
Eti Cahyati
Ermawati Faizah
Indi Nadia Nova
Nurhaya Abaita
Sri Nurafifah
Kelas: C
Semester: VI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
STKIP MUHAMMADYAH KUNINGAN
JL. Raya Cigugur No. 28 Kuningan – Jawa Barat 45511 Tlp./Fax. (0232) 874085
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembelajaran membaca sampai saat ini masih dinilai sangat penting di
sekolah. Hal ini disebabkan oelh kenyataan bahwa pembelajaran membaca tidak
hanya berperan dala meningkatkan kemampuan berbahasa anak, namun lebih jauh
memberikan manfaat bagi peningkatan kemampuan siswa pada mata pelajaran
lainnya. Salah satu problem mendasar dalam pembelajaran bahwa membaca belum
menitikberatkan pada usaha membentuk generasi muda yang cinta membaca.
Selain problema diatas, pembelajaran membaca juga masih dianggap sebagai
pembelajaran yang membosankan dan monoton. Kondisi in disebabkan oleh belum
maksimalnya guru melaksanakan pembelajaran membaca. Sebagian besar guru masih
melaksanakan pembelajaran membaca dengan menerapkan prosedur pembelajaran yang
kurang baik. Hal ini terlihat dari masih miskinnya kreativitas pembelajaran
membaca yang dilakukan guru disekolah.
Dampak nyata dari kondisi ini adalah bahwa kemampuan membaca siswa masih
sangat rendah. Pembiasaan membaca yang jelek dan kurangnya penguasaan strategi
membaca membuat siswa hanya mampu membaca dengan satu gaya membaca untuk semua
ragam wacana. Siswa rata- rata membaca dengan tanpa memedulikan perilaku
membaca yang sebenarnya akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kemampuannya
membaca. Kondisi ini masih sangat jauh dari tujuan pembelaajaran membaca yang
kedua yakni siswa mampu pembaca yang efektif atau mampu pembaca yang fleksibel
sehingga memiliki tingkat pemahaman membaca yang baik.
Bertemali dengan kondisi diatas, diperlukan serangkaian upaya untuk
meningkatkan kualitas pembelajara membaca disekolah sehingga tercapai tujuan
pembelajaran membaca. Salah satu upaya tersebut adalah dengan memperkenalkan
berbagai macam prosedur pembelajaran membaca yang mampu membentuk perilaku
membaca sekaligus mampu mengembangkan kemampuan membaca.
Atas dasar inilah makalah ini kami susun agar dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca .
B.
Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian pembelajaran Membaca
2. Menjelaskan Arah dan Orientasi Pembelajaran Membaca
3. Menjelaskan Kondisi pembelajaran Membaca saat ini
4. Menjelaskan Prinsip-prinsip pembelajaran Membaca
5. Menjelaskan Perencanaan pembelajaran Membaca
6. Menjelaskan Prosedur Pembelajaran Membaca
7. Menjelaskan Keterpaduan Prosedur Pembelajaran Membaca dengan Pendidikan
karakter
8. Menjelaskan Beberapa Metode Pembelajaran Membaca Pemahaman Berbasis
Pendidikan Karakter
C.
Tujuan Makalah
1. Mengetahui Pengertian pembelajaran
Membaca
2. Mengetahui Arah dan Orientasi
Pembelajaran Membaca
3. Mengetahui Kondisi pembelajaran
Membaca saat ini
4. Mengetahui Prinsip-prinsip
pembelajaran Membaca
5. Mengetahui Perencanaan pembelajaran Membaca
6. Mengtahui Prosedur Pembelajaran
Membaca
7. Mengetahui Keterpaduan Prosedur Pembelajaran Membaca dengan Pendidikan
karakter
8. Mengetahui Beberapa Metode Pembelajaran Membaca Pemahaman Berbasis
Pendidikan Karakter
D.
Kajian Pustaka
Bahan-bahan
makalah ini kami ambil
dari referensi buku dan situs-situs internet yang berbeda-beda. Supaya data yang kami kumpulkan
tentang pengkajian pendidikan karakter dalam
bahasa dan sastra Indonesia dapat tersajikan dengan benar. Untuk lebih jelasnya kami akan lampirkan pada daftar pustaka
sumber-sumber yang kami ambil.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pembelajaran Membaca
Membaca secara
sederhana dikatakan sebagai proses membunyikan lambang bahasa tertulis. Dalam
pengertian ini, membaca sering disebut sebagai membaca nyaring atau membaca
permulaan. Membaca juga dapat dikatakan sebagai proses untuk mendapatkan
informasi yang terkandung dalam teks bacaan untuk peroleh pemahaman atas bacaan
tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian membaca tersebut jelaslah bahwa membaca pada
prinsipnya dapat didefinskan berdasarkan berbagai sudut pandang.
Menurut cox (1999) menyatakan bahwa
pembaca ialah proses psikologi untuk menentukan arti kata kata tertulis.
Menurut Anderson 1972 menyatakan bahwa membaca adalah proses membentuk arti
dari teks – teks tertulis. Menurut Flech,
Gagne dan Gorgh dalam Harjasujana dan Mulyati (1988:3.3-3.4) membaca itu pada dasarnya adalah terjemahan
lambang, garfik kedalam bahasa lisan. Menurut Aminudin (1999) bahwa membaca adalah mereaksi, yaitu memberikan
reaksi karena dalam membaca seorang terlebh dahulu melaksanakan pengamatan
terhadap huruf sebagai representasi bunyi ujaran ataupun tanda penulisan
lainnya. Berdasarkan uraian diatas
proses membaca merupakan seluruh aktivitas yang dilakukan pembaca untuk memperoleh
informasi yang terkandung dalam sebuah
bahan bacaan.
Jadi, pembelajaran
membaca dapat diartikan sebagai serangakaian aktivitas yang dilakukan siswa
untuk mencapai keterampilan membaca dibawah arahan, bimbingan, dan motivasi
guru.
B.
Arah dan orientasi
pembelajaran membaca
Pembelajaran
membaca yang dilakukan di sekolah harus diarahkan agar mencapai beberapa tujuan utama pembelajaran membaca. Tiga tujuan
utama pembelajaran membaca di sekolah adalah:
1. Memungkinkan siswa agar mampu
menikmati kegiatan membaca
2. Mampu membaca balam hati dalam
kecepatan bacaan yang flexible
3. Serta memperoleh tingkat
pemahaman yang cukup atas isi bacaan
Secara umum, ada
dua strategi umum yang dapat kita lakukan agar siswa mampu menjadi pembaca yang
flexible. Kedua strategi yang harus dilatihkan guru kepada siswa tersebut
dkemukakan Ahuja dan Ahuja 2007 sebagai berikut:
1.Kurangi kecepatan
membaca jika:
a)
Menentukan istlah yang belum kita
ketahui maknanya
b)
Struktur kalimat dan paragraph
yang sulit
c)
Konsep yang sulit
d)
Detail teknis materi
e)
Petunjuk yang sulit dan mendetail
f)
Materi yang ingin kuasai secara
mendetail
g)
Mareti dalam bentuk diagram yang
menuntut perbandingan antara teks dan diagram
h)
Materi yang menuntut kecermatan
visualisasi
i)
Tulisan yang artistik yang
mengandung unsur khayalan
j)
Materi yang menuntut
kehati-hatian
2.Tingkatkan
kecepatan membaca jika:
a)
Materi yang sederhana dengan
sedikit informasi baru yang kita butuhkan
b)
Contoh dan ilustrasi yang tidak
kita butuhkan untuk menambah pemahaman
c)
Penjelasan detail dan elaborasi
yang tidak kita perlukan
d)
Ide-ide yang telah dinyatakan
pada bagian sebelumnya
e)
Materi yang tidak mengandung ide
dan fakta penting yang kita butuhkan.
Sejalan dengan
uraian diatas, tujuan pembelajaran membaca yang kedua adalah agar siswa mampu
menjadi pembaca yang fleksibel. Pembaca
yang fleksibel bukanlah orang yang membaca seluruh buku, melainkan
pembaca yang mampu menentukan bagian mana
dari buku tersebut yang palng penting untuk dia kuasai.
Berpijak pada
persyaratan diatas, jelaslah bahwa membaca secara fleksibel pada dasarnya
memiliki satu tujuan akhir bahwa membaca harus dilakukan guna mencapai suatu
pemahaman. Dengan kata lain
hanya ada dua pertanyaan mendasar yang
kita jawab untuk menjadi pembaca yang fleksibel yakni
1.
Berapa waktu yang kita miliki
2.
Jenis pemahaman apa yang kita
butuhkan.
Tujuan pembelajaran ketiga adalah siswa memperoleh tingkat
pemahaman yang cukup atas isi bacaan. Tujuan ini menyarankan agar pembelajaran
membaca secara lebih khusus melatih siswa menguasai berbagai strategi membaca.
Mengapa strategi membaca sangat berpengaruh terhadap
kemampuan membaca seseorang?berbagai
strategi bacaan diciptakan pembaca mampu membaca secara cepat dan
menemukan informasi secara cepat dan tepat. Semua strategi baca pada prinsipnya
merupakan panduan bagi seorang pembaca untuk fokus ia membaca.
Strategy baca manakah yang paling tepat kita
gunakan?sebenarnya tidak ada satupun strategi baca yang paling tepat kita
gunakan. Penggunaan strategi baca akan sangat berhubungan dengan berbagai faktor
dan tujuan penggunaannya. Sekait dengan hal ini ada beberapa hal umum yang
harus diperhatikan seorang pembaca ketika
memilih strategi baca yang akan ia gunakan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan membaca tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
Tujuan membaca
Adalah faktor penting yang harus
dipertimbangkan untuk menentukan strategi baca.
2.
Bahan bacaan
Akan sangat menentukan jenis
strategi baca yang harus digunakan. Memang dalam hal tertentu semua strategi
membaca dapat digunakan dalam berbagai ragam bacaan. Namun secara spesifik
bahan bacaan memiliki karakter tersendiri sehingga diperlukan strategi baca
yang khusus pula.
3.
Waktu yang tersedia untuk membaca
Waktu untuk membaca pun mnenjadi
penentu pemilhan strategi baca. Seseorang pembaca yang memiliki waktu sempit
tentu saja ia akan memilih srtategi membaca terpraktis, misalnya 4s.dalam waktu
yang lebih luang pembaca bisa saja memilih strategi membaca lain, missal PQ4R
yang mengharuskan ia membaca sekilas, membuat pertanyaan pemandu, baru membaca
dengan tujuan menjawab pertanyaan pemandu yang ia buat sebelumnya.
4.
Posisi pembaca
Siapakah anda? pertanyaan ini
penting diajukan untuk menentukan strategi baca yang harus digunakan. Seorang
pelajar tentu bisa saja menggunakan strategi baca KWL, tetapi jika anda seorang
pedagang yang ingin mengetaui kenaikan harga pada sebuah surat kabar strategi
jelas kurang tepat digunakan.
5.
Jenis membaca Jika kita ingin
membaca indah, jangan pernah memilih strategi membaca pemahaman. Demikian pula
sebaliknya, membaca pemahaman tidak bisa dilakukan dengan menggunakan strategi
membaca tekhnik. Jika anda guru sekolah dasar kelas rendah jangan gunakan
strategi membaca kritis tetapi gunakanlah strategi membaca permulaan. Strategi
membac EVOKER dapat anada gunakan untuk berlatih membaca nyaring untuk
pemahaman isi puisi, drama, prosa tetapi tidak bisa anda gunakan untuk mebaca
pemahaman sebuah wacana dan fiksi.
Berdasarkan uraian
tentang kriteria pemilihan strategi membaca tersebut, guru di sekolah hendaknya
memperkenalakan berbagai strategi membaca yang relevan dengan kebutuhan siswa.
Pengenalan strategi membaca ini harus dilakukan pada saat pembelajaran membaca
berlangsung. Guru dan siswa langsung mempraktikan strategi membaca tersebut selama pembelajaran. Pada akhir
pembelajaran guru harus mengevaluasi ketepatan dan optimalisasi penerapan
strategi tersebut.
C.
Kondisi pembelajaran
saat ini
Apa problem utama
dalam pembelajaran membaca yang mash sering kita lihat di sekolah saat ini? problem
utama saat ini pembelajaran membaca di sekolah saat ini adalah bahwa
pembelajaran membaca masih dilaksanakan
secara asal-asalan. Kebiasaan buruk terlihat dari kenyataan bahwa pembelajaran
membaca jarang sekali dilaksanakan untuk mendorong siswa agar memilki kecepatan
dan gaya membaca yang tepat melainkan hanya ditunjukan untuk kepentingan
praktis belaka yakni siswa mampu menjawab pertanyaan bacaan.
Dampaknya adalah
bahwa siswa memiliki kecepatan membaca yang rendah bahkan diikuti pula oleh
tingkat pemahaman yang rendah pula. Rendahnya kemampuan efektif membaca para
siswa di sekolah, dalam pandangan penulis, merupakan cermin utama kegagalan pembelajaran
membaca yang dilakukan di sekolah.
Kegagalan
pembelajaran diatas sebenarnya bermula pada ketidak jelasan peran guru dalam
proses dalam pembelajaran membaca. Selain itu, kegagalan proses pembelajaran
membaca dapat pula disebabkan oleh bantuan keliru yang diberikan guru selama
pembelajaran.
Beberapa bantuan
guru yang keliru selama proses pembelajaran membaca antara lain sbb:
1.
Membaca nyaring wacana yang
seharusnya dibaca dalam hati. Hal ini menyebabkan siswa cenderung hanya
menyamakan antara wacana tulis dengan ucapan yang dihasilkan.
2.
Memulai pembelajaran dengan
menyajikan ringkasan isi bacaan yang seharusnya dicari siswa selama proses
pembelajaran membaca.
3.
Mendorong siswa secara pasif dan
monoton.
4.
Banyak menerjemahkan kata-kata
sulit yang seharusnya dicari siswa melalui serangkaian kegiatan aktif semisal
membaca kamus.
Selain ketidak jelasan
dan siswa selama pembelajaran dan pemberian bantuan yang salah yang dilakukan
guru kepada siswa selama pembelajaran masih ada beberapa alasan mengapa siswa
gagal dalam membaca. Beberapa alasan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Pandangan negative guru. Seorang guru yang tidak memiliki keyakinan bahwa
siswanya mampu akan berpengaruh negative terhadap performa siswa.
2.
Teks yang digunakan dalam
pembelajaran terlalu mudah dan terlalu sukar.
3.
Penerapan prosedur dan strategi
yang salah selama pembelajaran.
4.
Menekankan pada teks membaca
disbanding pada pembelajaran membaca sering dilakukan guru.
Ada beberapa hal
yang harus dilakukan guru agar dapat melaksanakan pembelajaran membaca dengan
baik yaitu:
1.
Memahami perannya dalam
pembelajaran membaca.
2.
Memahami benar prinsip
pembelajaran membaca.
3.
Menguasai prosedur pembelajaran
membaca.
4.
Menguasai strategi membaca.
5.
Mempraktikan prosedur dan
strategi membaca dalam pembelajaran.
6.
Menguasai konsep penilaian
pembelajaran membaca.
7.
Mengukur secara periodic
kemampuan membaca siswa, dan
8.
Melakukan pembelajaran dalam
dimensi penelitian tindakan kelas.
D.
Prinsip-prinsip
pengajaran membaca
Guna meningkatkan
pembelajaran membaca adalah memahami berbagai prinsip-prinsp pembelajaran
membaca. Prinsip yang dikemukakan oleh para ahli. Nuttall 1996 mengemukakan
beberapa prinsip umum pembelajaran membaca adalah sebagai berkut:
1.
Pembelajaran membaca harus
dilakukan dengan tujuan membangun kemampuan membaca anak. Beberapa tahapan dalam pembelajaran membaca tersebut adalah
a.
Memberanikan anak membaca.
b.
Mendorong anak membaca.
c.
Menjejaki kemampuan baca anak
agar mengetahui kelemahan anak dalam membaca.
d.
Modeling membaca mendemonstraskan
cara-cara yang dibutuhkan anak dalam membaca.
e.
Klarifikasi memberikan contoh
baca, menjelaskan strategi membaca dan memberikan pembelajaran secara eksplisit
jika diperlukan.
2.
Kemampuan baca anak tidak dapat
dibentuk secara sekaligus melainkan harus selalu dibentuk secara perlahan.
3.
Pengajaran membaca harus
senantiasa dilakukan melalui interaksi antara guru dan kelas.
4.
Pengajaran membaca harus
senantiasa ditunjukan guna membantu kemampuan anak berinteraksi dengan teks.
5.
Pembelajaran membaca harus
dilakukan dalam atmosfer kelas yang kondusif.
6.
Pembelajaran harus dilakukan
dengan asas pelatihan belajar, artinya harus senantiasa melatih siswa berbagai
strategi membaca sebelum siswa melakukan kegiatan membaca yang sesungguhnya.
7.
Penbelajaran membaca harus
dilakukan dengan berorientasi kedepan artinya pebelajaran harus diusahakan
membekali siswa berbagai strategi membaca yang dapat digunakan dalam menghadapi
berbagai jens bacaan, baik untuk saat ini maupun pada jenjang pendidikan
selanjutnya .
8.
Pahamilah bahwa pada dasarnya
hanya jenis kemampuan membaca yang harus secara mendalam diajarkan yakni
kemampuan membaca intensif dan kemampuan membaca ekstensif.
Dengan pembelajaran pemahaman Brown 2001 mengemukakan
bahwa untuk dengan mencapai keberhasilan dalam pembelajaran membaca pemahaman perlu
diperhatikan beberapa prinsip dasar mendesain pembelajaran pemahaman. Prinsip
dasar tersebut adalah sbb:
1.
Yakinlah bahwa kita tidak
mengabaikan pentingnya merumuskan tujuan pembelajaran membaca secara spesifik.
2.
Gunakan teknik/strategi
pembelajaran membaca yang mampu membangun motivasi instrinsik siswa.
3.
Perhatikan keaslian dan
keterbacaan wacana yang kita pilih.
4.
Terapkan strategi membaca yang
paling tepat untuk setiap bahan bacaan.
5.
Terapkan model bacaan interaktif
selama proses pembelajaran membaca.
6.
Laksanakanlah prosedur pembelajaran membaca dengan
membaginya kedalam tiga tahapan yakni tahap prabaca, tahap membaca, dan tahap
pascabaca.
7.
Gunakan prinsip strategi membaca pemahaman berikut dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
a.
Identifkasikan tujuan baca secara jelas dan nyata.
b.
Gunakan teknik membaca dalam hati
yang efisien serta gunakan kecepatan membaca yang fleksibel.
c.
Gunakan strategi membaca skiming
untuk menemukan ide pokok bacaan
d.
Gunakan strategi membaca skaning
untuk menemukan informasi khusus/penjelas.
e.
Gunakan peta konsep untuk
mempermudah pemahaman bacaan.
f.
Gunakan tebakan untuk
mendefinsikan kata yang belum diketahui maknanya.
g.
Analisislah lebih lanjut kata atau
kosa kata yang belum dipahami tersebut.
h.
Bedakan antara makna literal dan
makna implikatif.
i.
Tandai penanda wacana yang
menandakan keterhubungan antara ide satu dengan lainnya.
8.
Kembangkanlah aspek-aspek
evaluasi untuk menguji keberdayagunaan teknik/strategi yang kita pilih.
9.
Lakukanlah penilaian, baik
penilaian proses maupun penilaian kemampuan membaca.
Prinsip-prinsip
pengajaran dalam membaca diatas perlu diketahui dan pahami, karena hal itu
perlu untuk mendapatkan hasil membaca yang maksimal. Terutama untuk guru dalam
menerapkan pengajaran membaca.
E.
Perencanaan
Pembelajaran Membaca
Pembelajaran
pada dasarnya dilandasi oleh kemampuan guru dalam membuat keputusan tentang
pembelajaran yang akan dilaksanakannya. Salah satu dimensi penting dalam
membuat keputusan tersebut terletak pada keputusan guru dalam menentukan
perencanaan pembelajaran. Demikian pula dalam pembelajaran membaca, guru harus
mampu membuat keputusan yang tepat dalam menyusun dan mempersiapkan pelaksanaan
pembelajaran membaca.
Berbicara tentang menyusun
perencanaan pembelajaran membaca, langkah – langkah yang secara tepat harus di
tentukan guru, antara lain :
1. Menentukan
Tujuan Program Bembelajaran Yang Dirancang.
Artinya
: Dalam hal ini guru harus meyakinkan dirinya bahwa apa pun jenis dan kegiatan
pembelajaran membaca yang akan dilaksanakan harus memiliki tujuan umum untuk
membentuk kemungkinan bagi siswa guna mampu menikmati kegiatan membaca, mampu
membaca dengan gaya dan kecepatan fleksibel, dan mampu memperoleh pemahaman isi
bacaan yang memadai. Tujuan utama ini sudah selayaknya menjadi jiwa bagi semua
pembelajaran membaca yang akan dilaksanakan. Berikut tujuan program
pembelajaran membaca bagi siswa :
a. Merekognisi
arti penting tujuan membaca bagi kegiatan membaca.
b. Membaca
dengan berbagai gaya dan cara sesuai dengan tujuan baca yang ditetapkan.
c. Merespon
teks secara penuh dan akurat sesuai dengan kebutuhan tujuan baca.
d. Merekognisi
bahwa pendekatan membaca top-down dan bootom-up sangat berguna dan digunakan
sesuai kebutuhan.
e. Sadar
bahwa dia tidak dapat memahami teks dan mampu menemukan sumber ketidak
pahamannya sehingga ia akan mampu pula mencegahnya kemungkinan hal terjadi
dimasa yang akan datang.
f. Tidak merasa cemas ketika ia tidak memahami setiap
kata, kecuali jika dibutuhkan keakuratan makna dari kata – kata tersebut.
g. Menggunakan
teknik membaca cepat untuk meyakinkan bahwa ia hanya membaca bagian – bagian
terpenting dari suatu wacana guna membantu memperoleh pemahaman secara
berurutan.
h. Menggunakan
informasi nonlinier sebagai tambahan dalam meningkatkan pemahaman.
i. Menggunakan
kemampuan memahami kata, kalimat, paragraph guna membagun pemahaman sederhana
tentang isi bacaan.
j. Menggunakan
organisasi retoris untuk membantu interpretasi dan rekognisi.
Dari berbagai tujuan di atas harus
secara cermat dipertimbangkan prioritas dan kemungkinan ketercapainya.
pencapaian tujuan pembelajaran membaca tetap harus pula mempertimbangkan aspek
kerealistikannya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa kemampuan membaca
pemahaman, membaca kritis, membaca responsif tidak dapat dikembangkan secara
tergesa – gesa.
2. Secara
Tepat Ditentukan Menyusun Program Pembelajaran Membaca.
Artinya
: Mempersiapkan berbagai kebutuhan bagi siswa selama proses membaca. Beberapa
kebutuhan yang harus dipertimbangkan tersebut, antara lain :
a.
Memilih bahan bacaan (
pertimbangkan isi dan keragaman materi dan sebaiknya materi berupa materi
lintas kurikulum ),
b.
Menentukan panduan
membaca yang tepat.
c.
Menentukan strategi
baca yang tepat.
3. Menentukan
Kebutuhan Agar Siswa Memiliki Memampuan Membaca.
Artinya
: Dalam tahap ini guru harus benar – benar menyusun strategi agar siswa
terdorong untuk memiliki kebiasaan membaca yang baik. Kebiasaan ini diharapkan
tidak tumbuh dalam lingkungan sekolah tetapi juga tumbuh dalam kehidupan siswa
sehari – hari. Dalam konteks pembelajaran kebiasaan membaca yang baik dapat
diawali dengan menugasbacakan siswa untuk membaca buku. Buku yang ditawarkan
hendaknya merupakan buku yang menarik minat siswa sehingga akn timbul perasaan
senang pada diri siswa ketika membaca buku tersebut. Buku yang biasanya mampu
memberikan rasa senang pada diri siswa ketika membaca buku adalah buku yang memenuhi prinsip SAVE
(Short’pendek’, Appealing’menarik’, Varied’bervariasi’, Easy’mudah’). Untuk
mempermudah siswa memperoleh buku tersebut sebaiknya kita galakkan
‘’perpustakaan kelas’’ yakni kelas yang menyediakan berbagai buku yang layak
baca bagi siswa.
F. Prosedur Pembelajaran
Membaca
Proses pembelajaran membaca secara garis
besar harus terdiri atas tiga tahapan yaitu : tahapan prabaca, tahapan membaca,
dan tahapan pascabaca. Ketiga tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut
:
1. Tahapan
Atau Kegiatan Prabaca
Tahapan
atau kegiatan prabaca adalah : Kegiatan pengajaran yang dilaksanakan sebelum
siswa melakukan kegitan membaca. Dalam kegitan prabaca ini guru mengarahkan
perhatian pada pengaktifan mata yang berhubungan dengan teks bacaan. Skema itu
sendiri adalah : Latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki
siswa tentang informasi atau konsep tentang sesuatu. Skema menggambarkan
sekelompok konsep yang tersusun dalam diri seseorang yang dihubungkan dengan
objek, tempat – tempat, tindakan atau peristiwa. Dalam hal ini siswa harus
memiliki konsep – konsep tentang tujuan bahan cetakan dan tentang hubungan
bahasa bicara dan bahasa tertulis.
Variasi
kegiatan prabaca dikemukakan oleh Hadley. Hadley (2001) menyatakan bahwa pada
tahapan prabaca terdapat 3 kegiatan yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran membaca, antara lain sebagai berikut :
a. Curah
pendapat untuk membangkitkan ide yang memiliki kemungkinan besar ada dalam
teks. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan apersepsi
pembelajaran tentang hal – hal yang memiliki kaitan dengan wacana yang akan
dibawa siswa.
b. Melihat
judul tulisan, headline bacaan, grafik, gambar, atau unsure visual lain yang
ada dalam bacaan.
c. Merumuskan
prediksi isi bacaan. Pada tahap ini siswa mencoba membuat hipotesis atas isi
wacana. Prediksi ini akn menumbuhkan akan menumbuhkan rasa kepenasaran siswa
terhadap bacaan ( memotivasi bacaan) karena pada akhirmya kegiatan baca siswa
diharuskan membandingkan prediksi yang dibuat dengan isi wacana yang
sebenarnya.
Cox (1999) secara
lebih terperinci mengemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan pada kegiatan
prabaca yang berfungsi sebagai penggugah perilaku siswa dalam penyelesaian
masalah dan motivasi penelaahan materi bacaan digambarkan.
Gambaran
kegiatan prabaca yang dikemukakan Cox tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menjelaskan
gambaran awal bacaan
Gambaran awal bacaan
(cerita), berisi informasi yang berkaitan denngan isi cerita yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pemahaman.
b. Petunjuk
untuk melakukan antisipasi
Petunjuk antisipasi
merupakan sarana kegiatan awal membaca yang bermanfaat.
c. Pemetaan
semantik (peta konsep)
Pemetaan semantik ini
merupakan strategi prabaca yang kegiatannya memperkenalkan kosakata yang akan
ditemukan dalam bacaan dan dapat menggugah skema yang berkaitan dengan topic
bacaan.
d. Menulis
sebelum membaca
Siswa diminta
menuliskan pengalaman pribadi yang relevan dengan isi bacaan, sebelum mereka
membaca matteri.
e. Drama
atau simulasi ( drama kreatif)
Drama kreatif dapat
digunakan sebelum cerita dibacakan yaitu untuk membangun pemahaman siswa.
Mengingat betapa pentingnya kegiatan
prabaca dilakukan, guru seyogianya dapat melakukan atau melaksanakan kegiatan
pembelajaran membaca dengan selalu mengawali pembelajarannya dengan
melaksanakan kegiatann prabaca. Pembelajaran membaca tanpa kegiatan prabaca
merupakan pembelajaran membaca yang tidak berarah dan tidak bertujuan serta
tidak akan mampu menggali potensi siswa yang sesungguhnya dan pada akhirnya hal
itu akan berdampak pada rendahnya kemampuan membaca siswa.
2. Kegiatan
Membaca
Setelah kegiatan prabaca, maka
selanjutnya dilaksanakan kegiatan inti pembelajaran membaca. Tahapan ini sering
disebut tahapan membaca. Pada tahap ini banyak sekali variasi yang dapat
dilakukan guru sejalan dengan strategi baca yang dipilih guru atau siswa.
Penentuan kegiatan pada tahap ini akan sangat bergantung pada metode
pembelajaran membaca apa yang dipilih. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan,
antara lain :
a.
Menemukan inti gagasan
b.
Mengidentifikasi kata
kunci
c.
Mengutip bacaan
d.
Menjaring data
e.
Mengisi format isi
bacaan
f.
Merespons bacaan
g.
Membuat peta konsep
bacaan
h.
Shairing ide dan
diskusi
i.
Menguji prediksi
j.
Menjaring kata sulit
k.
Menguji fakta, opini,
dan lain – lain
3. Kegiatan
Pascabaca
Kegiatan
pascabaca merupakan tahapan pembelajaran membaca yang bertujuan untuk menguji
kemampuan membaca sekaligus memantapkan kemampuan membaca para siswa. Burns (Rahim, 2007 ) mengemukakan bahwa
kegiatan pascabaca digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi baru yang
dibacanya kedalam schemata sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih
tinggi. seperti halnya pada kegiatan membaca yang lain, pada kegiatan ini juga
memerlukan strategi. strategi yang digunakan pada tahap pascabaca adalah :
a.
Belajar mengembangkan
bahan bacaan
b. Memberikan
pertanyaan
c. Menceritakan
kembali
d. dan
Presentasi visual
Nuttal (1996)
memberikan alternative yang dapat guru pilih pada kegiatan pascabaca, walaupun
dalam pandangan penulis aktivitas ini lebih cenderung pada tahapan pembelajaran
inti membaca. Beberapa alternative tersebut, antara lain :
a. Membandingkan
hipotesis atau prediksi yang disusun pada tahap prabaca dengan isi bacaan sehingga
jika prediksi tersebut meleset siswa diajak untuk membangun pemahaman baru atas
isi wacana
b. Membangun
respons atas isi bacaan
c. Diskusi
dan adu argument tentang isi bacaan
d. Membahas
isi wacana secara utuh dan menyeluruh
e. Membuat
tulisan reproduksi atau rangkuman atas isi wacana
f. Menguji
pemahaman membaca
Selain beberapa aktivitas diatas,
aktivitas lain yang dapat dilakukan oleh siswa pada tahap pascabaca adalah
sebagai berikut :
a. Menulis
rangkuman
b. Membuat
komik atau cerita bergambar sederhana
c. Menceritakan
kembali
d. Menjawab
pertanyaan
e. Membuat
peta cerita atau peta perjalanan tokoh
f. Membuat
alat (wacana peragaan)
g. Memerankan
h. Memperluas
cerita
i. Melengkapi
cerita
j. Mengubah
jenis genre
Berdasarkan uraian diatas, jelaslah pembelajaran membaca yang dilakukan
di sekolah harus mencerminkan tiga tahap yaitu : prabaca (yang identik dengan
kegiatan awal pembelajaran), tahap membaca, dan tahap pascabaca (yang identik
dengan kegiatan inti dan penutup pembelajaran). Tahapan – tahapan ini wajib
sifatnya karena melalui tahapan inilah akan tergambar jelas aktivitas siswa
belajar. Hal ini sejalan dengan konsep pembelajaran bawa pembelajaran adalah :
serangkaian aktivitas siswa belajar. Tanpa aktivitas siswa kegiatan yang
dilakukan bukan pembelajaran membaca.
G. Keterpaduan Prosedur
Pembelajaran Membaca Dengan Pendidikan Karakter
Sebagaimana telah kita bicarakan pada
bagian menyimak, dalam kaitannya dengan pendidikan karakter prosedur
pembelajaran membaca juga merupakan saluran pendidikan karakter. Hal ini
disebabkan bahwa pada masing – masing tahapan pembelajaran membaca ini akan terdapat
sejumlah aktivitas yang harus dilakukan siswa. Melalui aktivitas – aktivitas
inilah siswa akan secara tidak sadar menunjukan karakter dirinya. Guna
memperjelas hubungan prosedur pembelajaran membaca ( yang nantinya akan
membentuk metode membaca) dengan pengembangan karakter siswa, berikut diuraikan
analisis aktivitas pada setiap tahapan membaca dalam kaitannya dengan
pembiasaan berkarakter baik siswa.
1. Pada
Tahap Prabaca
siswa dapat melakukan
serangkaina aktivitas seperti curah pendapat ide umum yang mungkin terkandung
dalam teks. kegiatan ini akaan menuntut siswa mengungkapkan segala pengetahuan
yang telah dimilikinya sehingga ia akan lebih mudah memahami wacana.
2. Pada
Tahap baca
Siswa dapat melakukan
kegiatan membaca teks secara sekilas melalui kegiatan membaca skiming dan
skaning. Aktivitas ini pada dasarnya akan membentuk siswa yang teliti, cermat,
beretos kerja tinggi, dan disiplin.
3. Pada
Tahap Pascabaca
Pada tahap ini terbentuk
pula berbagai karakter misalnya jujur dalam menjawab pertanyaan, kreatif
mengubah isi bacaan menjadi wacana lain. dan berani dalam mengemukakan hasil
pemahamannya atas sebuah bacaan.
H.
Beberapa
Metode Pembelajaran Bembaca Pemahaman Berbasis Pendidikan Karakter
Pada
bagian ini akan dikemukakan beberapa metode pembelajaran membaca yang
berorientasi pendidikan karakter. Beberapa metode pembelajaran tersebuut adalah
sebagai berikut :
1.
Metode Turnamen Membaca
Metode ini merupakan pengembangan model pembelajaran
kooperataif yang digagas slavin. Menurut SLAVIN (2005) model pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamankan adanya
kelompok – kelompok. setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat
kemampuan yang berbeda – beda ( ada yang tinggi, sedang, dan rendah ) model
pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan
permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran. Semua model pembelajaran ditandai dengan adanya
struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Dalam proses
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk
bekerjasama pada suatu tugas bersama dan harus mengoordinasikan usahanya untuk
menyelesaikan tugas yang diberi guru.
Tujuan utama metode turnamen membaca adalah : untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan dan sekaligus mengukur
tingkat kinerja kooperatif siswa dalam kelompok. Selain itu, metode ini juga
bertujuan untuk mengembangkan karakter social, individual pada diri siswa.
Tahap – tahap metode turnamen membaca diturunkan
dari model kooperatif Team Game
Tournament versi slavin dengan sejumlah modifikasi. Tahapan metode turnamen
membaca hasil modifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Prabaca
1) Tahap
persiapan
Guru mempersiapkan
materi berikut perangkat pembelajaran termasuk lembar kerja proses (LKP).
2) Tahap
penyajian materi
Pada tahap ini guru
memberikan gambaran umun tentang isi bacaan yang akan dikaji oleh siswa.
b.
Tahap
membaca
1) Tahap
kegiatan kelompok
Siswa mengatur tempat
duduknya berdasarkan kelompok yang telah ditetapkan guru.
2) Tahap
turnamen akademik
Guru mengelompokan
siswa (yang memiliki kemampuan akademik homogeny dari kelompok yang heterogen)
dalam suatu meja turnamen.
3)
Tahap perhitungan skor
Perhitungan skor
dilakukan berdasarakan jawaban benar yang dibuat masing – masing siswa.
4) Tahap
penghargaan kelompok
Penghargaan kelompok
ditenyukan berdasarkan rata – rata skor kelompok berdasarkan skor yang
diperoleh masing – masing anggotanya.
c.
Tahap
pascabaca
1) Penutup
Pada tahap ini, guru
mengulas mengenai materi dan soal – soal turnamen yang telah dipelajari.
2. Metode
Jigsaw Membaca
Pembelajaran jigsaw membaca adalah : salah satu tipe
pembelajaran membaca yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. pembelajaran
ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara
sehingga selain meningkatkan kemampuan membaca siswa juga dapat meningkatkan
keterampilan berbahasa yang lain. Berikut tahapan – tahapan dalam metode
jigsaw, antara lain :
a. Tahap Prabaca
1) Tahap
pembentukan kelempok
Guru mengelompokan
siswa ke dalam kelompok – kelompok kecil yang heterogen.
b.
Tahap
Membaca
1) Tahap
kerja kelompok ahli
Setelah siswa
dikelompokan menjadi beberapa kelompok, didalam jigsaw ini setiap anggota
kelompok diberi tugas untuk mempelajari suatu materi tertentu.
2) Tahap
kerja kelompok asal
Pada tahap ini masing –
masing perwakilan kelompok kembali kekelompok asalnya untuk menjelaskan pada
teman satu kelompoknya tentang materi yang telah di diskusikan pada kelompok
ahli, sehingga semua anggota kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan
oleh guru.
c.
Tahap
Pascabaca
1)
Tahap evaluasi
Pada tahap ini siswa
diberi tes (kuis) oleh guru dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan yang telah
dimiliki siswa dalam memahami suatu materi dengan metode belajar kooperatif
tipe jigsaw.
3. Metode
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
Metode CIRC sebenarnya merupakan hasil pengembangan
pembelajaran kooperatif TAI (Slavin, 2005). pembelajaran membaca dengan metode
CIRC terdiri atas 3 unsur penting yakni kegiatan – kegiatan dasar terkait :
a. Pengajaran
langsung
b. Pelajaran
memahami bacaan
c. Seni
berbahasa menulis terpadu
Dalam semua aktivitas ini siswa belajar dalam
kelompok belajar yang heterogen. semua kegiatan melibatkan siklus regular yang
melibatkan presentasi dari guru, latihan tim, latihan indenpenden,
prapenilaian, latihan tambahan, dan tes.
Metode CIRC pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan sekaligus membina
kemampuan menulis reproduksi atas bahan bacaan yang dibacanya. Metode CIRC
dapat membantu guru memadukan kegiatan membaca dan menulis sebagai kegiatan
integrative dalam pelaksanaan pembelajaran membaca. Pembelajaran membaca dengan
menggunakan metode CIRC dapat dikemukakan sebagai berikut :
a.
Tahapn
Prabaca
1)
Guru memperkenalkan
cerita yang akan di baca anak
2)
Setelah cerita
diperkenalkan, siswa diberi paket cerita yang terdiri atas buku cerita dan
serangkaian kegiatan yang harus mereka lakukan dalam kelompoknya.
b.
Tahap
Membaca
1)
Membaca berpasangan
Pada tahap ini siswa
membaca cerita dalam hati dan kemudian secara bergantian membaca keras cerita
tersebut bersama pasangannya.
2) Menuiliskan
struktur cerita
Pada tahap ini siswa
menerima pertanyaan dari guru seputar masalah cerita misalnya : karakter, alur,
latar, konflik, dan pemecahan masalah yang terknadung dalam cerita.
3) Membaca
nyaring
Para siswa diminta
untuk menemukan kata – kata sulit yang terdapat dalam cerita dan membacakannya
secara nyaring tanpa canggung dan ragu – ragu.
4) Makna
kata
Berbagai kata sulit
yang mereka temukan dalam cerita selanjutnya dan di tentukan maknanya.
c.
Pascabaca
1)
Menceritakan kembali
cerita
Setelah seluruh cerita
dibaca dan di bahas dalam kelompok, siswa diminta membuat synopsis cerita.
2) Pemeriksaan
oleh pasangan
Sinopsis yang di buat
siswa selanjutnya ditukarkan kepada temannya sehingga satu sama lain dapat
mengecek ketepatan synopsis yang dibuat rekannya. Jika para siswa telah menyelesaikan
semua kegiatan ini, pasangan mereka memberikan formulir tugas siswa yang
mengindikasikan bahwa mereka telah menyelesaikan tugas tersebut.
3) Tes
Pada tahap ini siswa di
beri tes tentang pemahaman isi cerita, menuliskan kalimat dari daftar kosakata
sulit, dan membaca daftar tersebut secara nyaring di depan guru. Pada saat tes
siswa tidak boleh saling membantu, dan hasil tes merupakan unsur utama skor
tim.
4. Metode
Scaffolded Reading
Scaffolded reading pada dasarnya merupakan metode
pembelajaran membaca yang menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan membaca
siswa melalui penyusunan aktivitas membaca secara bertahap. Tujuan utama metode
ini adalah : mendorong siswa agar mampu memiliki kemampuan membaca yang
optimal. Dorongan yang diberikan ini bertujuan untukn membangun kemampuan
membaca siswa secara bertahap mulai dari tahap pemahaman, tahap kritis, hingga
tahap kreatif.
Guna mampu menjadi pembaca yang optimal, Harris et.
al. (Axfor, harders, dan wine, 2009 : 14 ), pembaca harus memiliki seperangkat
keterampilan, strategi, dan pengetahuan yang kompleks sebagai berikut :
a. Pengetahuan
tentang system semantic, sintaksis, dan tata tulis.
b. Strategi
untuk mengakses dan mengintegrasikan informasi dari ketiga sumber pengetahuan
tersebut.
c. Mengetahui
tentang teks dan bagaimana sebuah teks disusun dalam konteks yang berbeda.
d. Strategi
praktis dalam memecahkan kode sebuah teks, terlibat dalam teks, menggunakan
teks, dan menganalisis teks.
Sejalan dengan hal yang harus dimiliki pembaca
diatas, metode ini di susun secara bertahap sehingga siswa mampu memiliki
seperangkat keterampilan, strategi, dan pengetahuan yang kompleks tersebut.
Berikut diuraikan tahapan pembelajaran membaca dengan menggunakan metode
Scaffolded Reading.
a.
Tahap
Prabaca
1) Pemilihan
Teks
Pada tahap ini guru
memilih teks yang akan digunakan sebagai bahan ajar membaca. Teks yang dipilih
hendaknya teks yang mampu memfasilitasi siswa untuk beroleh sejumlah komponen
yang diperlukan untuk menjadi pembaca yang berhasil.
2) Orientasi
Teks
Pada tahao ini guru
memberikan penjelasan umun tentang isi gteks, misalnya : pengarangnya, genre
teks tersebut, kapan teks tersebut ditulus, serta alasan mengapa teks tersebut
dipilih.
b.
Tahap
membaca
1) Membaca
Teks
Pada tahap ini siswa
mulai membaca teks dengan menggunakan berbagi kecepatan membaca, yakni membaca
cepat pada bagian teks yang sudah
dikuasai dan membaca lambat untuk menambah pemahaman pada bagian teks yang
belum dipahami.
2) Orientasi
Bahasa
Pada
tahap ini siswa membahas tentang bahasa yang digunakan pengarang.
3) Membangun Pemahaman
Pada
tahap ini siswa ditugaskan untuk menggunakan berbagai strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuannya memahami cerita.
c.
Tahap
Pascabaca
1)
Menguji perhatian dan
persepsi siswa terhadap bacaan
Pada tahap ini guru
menguji tingkat pemahaman siswa terhadap isi bacaan melalui penilaian yang
ditujukan untuk menguji seberapa besar siswa memerhatikan teks dan bagaimana
persepsi siswa tentang bacaan yang dibacanya.
5. Metode
Grup Investigasi
Metode pembelajaran membaca kooperatif Grup
investigasi pertama kali dirancang oleh Hebert
Thelen. Metode ini kemudian disempurnakan Sharan dan rekan sejawatnya di Tel Aviv University. Dalam
pelaksanaan pembelajaran membaca, metode ini sangat tepat digunakan dalam
kegiatan membaca ekstensif.
Dalam hal ini siswa melakukan investigasi terhadap
berbagai macam wacana guna menemukan hubungan antara wacana tersebut. Tujuan
akhirnya adalah : siswa mampu membuat sebuah laporan membaca yang bersumber
dari berbagai sumber bacaan sebagai wujud pemahaman mereka terhadap bahan
bacaan yang dibacanya.
Dalam grup investigasi siswa bekerja melalui 6
tahapan. keenam tahapan grup investigasi dalam pembelajaran membaca
dimodifikasi dari Slavin (2005) dan Sharan (1999) sebagai berikut :
a.
Tahap
Prabaca
1) Pemilihan
topik
Pada
tahap ini siswa memilih subtopik tertentu yang akan di investigasikan.
2) Merencanakan
tugas
Pada tahap ini siswa
dan guru merancanakan prosedur, tugas, dan tujuan belajar tertentu sesuai subtopik
yang sudah dipilih kelompok.
b.
Tahap
Membaca
1) Melaksanakan
Investigasi
Pada tahap ini siswa
melaksanakan investigasi untuk mengumpulkan berbagai informasi melalui kegiatan
membaca.
2) Analisis
dan sintesis dan menyiapkan laporan akhir
Pada tahap ini siswa
mulai menganalisis dan mengevaluasi berbagai informasi pada tahap sebelumnya
dan mulai merancang bagaimana informasi tersebut dapat disajikan secara menarik
kepada teman – temannya.
3) Mempersentasikan
Laporan Akhir
Pada tahap ini siswa
mempresentasikan hasil investigasinya.
c.
Tahap
Pascabaca
1) Evaluasi
Pada tahap ini siswa
memberikan umpan balik terhadap tugas yang telah dikerjakan terutama mengenai
keefektifan pengalaman belajar yang telah dialami.
6.
Metode Skemata Kritis
Metode pembelajaran membaca ini sebenarnya sebuah model yang
dikreasikan berdasarkan tahapan proses pembelajaran membaca sebagaimana telah
dikemukakan diatas. Metode membaca ini sangat cocok untuk mengajarkan kemampuan
membaca kritis. Tahapan membaca kritis ini dapat diuaraikan sebagai berikut :
a.
Tahap Prabaca
1)
Apresiasi
Pada tahap ini guru
memperkenalkan tema wacana yang akan siswa pelajari selama pembelajaran. Bahan
bacaan yang digunakan sebaiknya merupakan bahan bacaan yang bersifat
argumentatif atau berbasis masalah.
2)
Curah Pendapat
Pada tahap ini siswa ditugaskan
untuk mencurahkan gagasannya dalam hal memecahkan masalah seputar tema wacana.
Setelah siswa menuliskan atau menyampaikan gagasannya barulah siswa ditugaskan
untuk membaca wacana yang telah disediakan.
b.
Tahap Membaca
1)
Membaca Wacana
Pada tahap ini siswa ditugaskan
untuk mencatat semua ide penting yang berhubungan dengan usaha pemacahan
masalah terkait dengan tema yang dibacakan guru.
2)
Membuat Peta konsep
Aktivitas ini merupakan
kelanjutan akan aktivitas membaca wacana. Setelah membaca, siswa harus mampu
menyusun ide pokok dalam peta konsep secara terstruktur sehingga membeantuk
kerangka ide yang didalamnya terdiri atas tiga bagian utama yakni fakta yang
ada didalam bacaan, opini yang ada didalam bacaan dan solusi yang dihasilkan
melalui kegiatan berfikir siswa.
3)
Diskusi Fakta- Opini- Solusi
Paa tahap ini siswa dituntut
untuk mampu membedakan fakta dan opini secara argumentatif sekaligus menanggapi
fakta dan opini tersebut bedasarkan cara pandang mereka sendiri.
c.
Tahap Pascabaca
1)
Menulis Kritis
Pada tahap ini siswa
mengembangkan sebuah tulisan yang sifatnya mengkritisi bahan bacaan yang telah
dibacanya.
7.
Metode Dramatisasi Bacaan
Metode dramatisasi bacaan pada dasarnya merupakan metode
pembelajaran membaca yang menuntut siswa memahami sebuah bacaan melalui
pemberian rangsangan membaca melalui kegiatan dramatisasi isi bacaan.
Dramatisasi sendiri sebenarnya hanya sebuah rangsangan agar siswa terlibat
langsung terhadap bahan bacaan sekaligus termotivasi untuk membaca serta mampu
disertai tujuan yang benar. Tahapan aktivitas pembelajaran metode dramatisasi
bacaan ini adalah sebagai berikut:
a.
Tahap Prabaca
1)
Pengenalan
Pada tahap ini guru mengenalkan
isi bacaan yang akan dibaca siswa melalui kode- kode rahasia sehingga mampu
menarik minat siswa untuk membaca wacana.
2)
Dramatisasi
Paa tahap ini guru
mendramatisasikan isi bacaan yang akan dipelajari siswa hari ini. Dramatisasi
ini berfungsi untu memberikan gambaran awal tentang isi bacaan sekaligus
berfungsi untuk memancing siswa membuat pertanyaan sebagai wujud kepenasaran
mereka terhadap isi bacaan.
3)
Pertanyaan Pemandu atau kuis
Pada tahap ini guru menyuruh
siswa menulis sejumlah pertanyaan tentang apa sebenarnya isi bacaan yang akan
dibaca oleh mereka. Dalam kondisi tertentu guru dapat membantu siswa membuat
pertanyaan tersebut.
b.
Tahap Membaca
1)
Membaca
Pada tahap ini membaca wacana dan
sekaligus menjawab pertanyaan pemandu yang telah dibuatnya atau menjawab kuis
yang telah dibuat guru.
2)
Menulis Uraian Penting
Pada tahap ini siswa mulai
merangkai jawaban pertanyaan pemandu yang telah dibuatnya menjadi sebuah
tulisan atau inti sari bacaan.
c.
Tahap Pascabaca
1)
Pelaporan
Pada tahap ini secara individu
melaporkan tulisannya dan ditanggapi siswa lain dan guru. Akhirnya guru secara
bersama- sama dengan siswa menyimpulkan isi bacaan secara kreatif.
3)
Transformasi
Pada tahap ini siswa diharapkan
mengubah bacaan menjadi sebuah komik, cerita, puisi, ataupun bentuk- bentuk
kreatif lainnya.
8.
Metode Cox
Metode cox merupakan metode pembelajaran berbicara yang
terdiri atas empat tahapan pembelajaran yakni experiencing, sharing,discusing
and reporting. Tujuan utama metode ini adalah adalah agar siswa mampu memiliki
kemampuan membaca pemahaman yang tinggi berbasis kinerja nyata aktif para
siswa. Secara terperinci tahapan penerapan metode cox diuaraikan sebagai
berikut :
a.
Tahap Prabaca
1)
Apresiasi
Pada tahap ini guru melakukan
kegiatan apresiasi dengan cara mengaitkan materi simakan dengan pengalaman
siswa.
2)
Mengalami
Pada tahap ini siswa dapat
menstimulasikan perasaan, emosi, dan ide yang dimilinya. Siswa ditugaskan
berbagi pengalaman tentang tema bacaan yang telah diungkapkan guru.
b.
Tahap Membaca
1)
Siswa membaca wacana yang telah
disiapkan oelh guru. Selama siswa membaca siswa mencatat berbagai hal yang
penting yang terdapat dalam bahan bacaan misalnya tokoh dan karakternya,
setting jalan cerita, dan sebagainya.
2)
Diskusi
Siswa diminta berdiskusi tentang
isi bacaan.
3)
Menulis Laporan
Pada tahap ini siswa diminta
menyusun laporan diskusi yang nanti akan disajikan didepan kelas.
4)
Presentasi
Pada tahap ini perwakilan
kelompok menyajikan hasil diskusi disepan kelas.
c.
Tahap Prascabaca
1)
Menceritakan Kembali
Pada tahap ini siswa secara
individu ditugaskan guru untuk menceritakan kembali isi wacana dengan
menggunakan bahasa sendiri, baik secara lisan maupun tulisan.
9.
Metode Transformasi Persuasif
Metode transformasi merupakan metode pembelajaran membaca
yang diakhiri dengan pelibatan siswa untuk mengubah genre wacana yang dibacanya
menjadi jenis genre yang lainnya. Bahan ajar yang digunakan untuk menerapkan
metode ini seyoginya merupakan wacana bersifat persuasif.
Tujuan utama penerapan metode ini adalah untuk meningkatkan
ketrampilan siswa membaca melalui penciptaan genre baru dari wacana yang telah
dibacanya. Langkah- langkah penerapan metode ini adalah sebagai berikut :
a.
Tahap Prabaca
1)
Membangun Rasa Ingin Tahu
Pada tahap ini guru memberikan
pertanyaan pancingan hal apa saja yang belum siswa ketahui tentang bahan bacaan
sehingga mereka ingin mengetahuinya.
2)
Pertanyaan Pemandu
Guru meminta siswa mengubah
keinginan tersebut menjadi pertanyaan yang harus mereka jawab selama proses
pembelajaran.
b.
Tahap Membaca
1)
Menjawab pertanyaan pemandu
Pada tahap ini siswa membaca
wacana dengan menggunakan teknik baca layap atau teknik baca memindai agar
dapat menjawab pertanyaan yang dibuatnya.
2)
Diskusi Persuasif
Pada tahap ini siswa berdiskusi
untuk merumuskan berbagai upaya yang dapat mereka lakukan dalam rangka membujuk
orang lain agar tertarik dengan ide meraka.
c.
Tahap Pascabaca
1)
Mengubah Genre
Atas dasar ide yang dihasilkan
pada tahap diskusi, siswa menulis sebuah iklan ataupun membuat poster yang
menarik dan bedaya persuasif.
10.
Metode Bengkel (workshop) Membaca
Metode bengkel membaca dipopulerkan oleh Janet Allen dan
Kyle Ginzalez pada tahun 1998. Metode ini pada dasarnya adalah sebuah metode
membaca yang dikembangkan untuk memperbaiki kemampuan membaca siswa sehingga
siswa memiliki perilaku atau kebiasaan membaca yang baik.
Secara umum metode membaca ini disusun dengan memadukan
berbagai strategi membaca, baik membaca terbimbing, membaca bebas, mapun
membaca kreatif. Langkah- langkah penggunaan metode ini adalah sebagai berikut:
a.
Tahap Prabaca
1)
Memilih teks
Pada tahap ini guru melakukan
kegiatan memilih buku bacaan anak yang menarik minat anak untuk membaca. Buku
yang dipilih hendaknya tidak terlalu tebal, penuh dengan ilustrasi dan sesuai
dengan karakteristik anak.
2)
Membangun Prediksi
Pada tahap ini anak dipancing
guru untuk membuat prediksi atas isi buku melalui kegiatan mengatami ilustrasi
yang terapat dalam sampul buku.
3)
Membangun Tujuan Membaca
Setelah seluruh siswa memiliki
arah prediksi yang sama, guru memperkenalkan tema buku. Pada kegiatan ini guru
mulai menggali skema siswa dan memancing keingintahuan siswa terhadap isi buku.
b.
Tahap Membaca
1)
Membuat Peta Cerita/ Peta Bab
2)
Berbagi Cerita
3)
Membedah Cerita
c.
Tahap Pracabaca
1)
Merespon cerita
2)
Menceritakan kembali
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Membaca sering disebut sebagai membaca nyaring atau membaca
permulaan. Pembelajaran
membaca yang dilakukan di sekolah harus diarahkan agar mencapai beberapa tujuan utma pembelajaran membaca.tiga tujuan utama
pembelajaran membaca di sekolah adalah:
1. Memungkinkan
siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca.
2. Mampu membaca
balam hati dalam kecepatan bacaan yang flexible.
3. Serta memperoleh
tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan.
B.
Saran
Pembalajaran membaca berbasis pendidikan karakter sebagai suatu sistem
penanaman nilai-nilai karakter bagi peserta didik perlu terus dilakukan dengan
lebih intensif dan berkesinambungan dalam semua mata pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Yunus, M.Pd. 2012. Pembelajaran
membaca berbasis pendidikan karakter. Bandung : PT. Refika Aditama.
Harjasujana, A. S dan Mulyati, Y. 1997. Membaca
2. Jakarta: karunika
Tarigan., H,G, 2008. Membaca suau
ketrampilan berbahasa. Bandung : Angkasa
Abidin Yunus, M.Pd. 2012. Pembelajaran
bahasa berbasis pendidikan karakter. Bandung: PT. Refika Aditama.
No comments:
Post a Comment