Tuesday, June 3, 2014


PEMBELAJARAN MEMBACA
 BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
Mata Kuliah Pengembangan, Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Dosen: Ariyanto, M.Pd
Oleh:
Eti Cahyati
Ermawati Faizah
Indi Nadia Nova
Nurhaya Abaita
Sri Nurafifah
Kelas: C
Semester: VI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
STKIP MUHAMMADYAH KUNINGAN
JL. Raya Cigugur No. 28 Kuningan – Jawa Barat  45511 Tlp./Fax. (0232) 874085
2014



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Pembelajaran membaca sampai saat ini masih dinilai sangat penting di sekolah. Hal ini disebabkan oelh kenyataan bahwa pembelajaran membaca tidak hanya berperan dala meningkatkan kemampuan berbahasa anak, namun lebih jauh memberikan manfaat bagi peningkatan kemampuan siswa pada mata pelajaran lainnya. Salah satu problem mendasar dalam pembelajaran bahwa membaca belum menitikberatkan pada usaha membentuk generasi muda yang cinta membaca.
Selain problema diatas, pembelajaran membaca juga masih dianggap sebagai pembelajaran yang membosankan dan monoton. Kondisi in disebabkan oleh belum maksimalnya guru melaksanakan pembelajaran membaca. Sebagian besar guru masih melaksanakan pembelajaran membaca dengan menerapkan prosedur pembelajaran yang kurang baik. Hal ini terlihat dari masih miskinnya kreativitas pembelajaran membaca yang dilakukan guru disekolah.
Dampak nyata dari kondisi ini adalah bahwa kemampuan membaca siswa masih sangat rendah. Pembiasaan membaca yang jelek dan kurangnya penguasaan strategi membaca membuat siswa hanya mampu membaca dengan satu gaya membaca untuk semua ragam wacana. Siswa rata- rata membaca dengan tanpa memedulikan perilaku membaca yang sebenarnya akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kemampuannya membaca. Kondisi ini masih sangat jauh dari tujuan pembelaajaran membaca yang kedua yakni siswa mampu pembaca yang efektif atau mampu pembaca yang fleksibel sehingga memiliki tingkat pemahaman membaca yang baik.
Bertemali dengan kondisi diatas, diperlukan serangkaian upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajara membaca disekolah sehingga tercapai tujuan pembelajaran membaca. Salah satu upaya tersebut adalah dengan memperkenalkan berbagai macam prosedur pembelajaran membaca yang mampu membentuk perilaku membaca sekaligus mampu mengembangkan kemampuan membaca.
Atas dasar inilah makalah ini kami susun agar dapat memberikan manfaat bagi para pembaca .



B.     Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan Pengertian pembelajaran Membaca
2.      Menjelaskan Arah dan Orientasi Pembelajaran Membaca
3.      Menjelaskan Kondisi pembelajaran Membaca saat ini
4.      Menjelaskan Prinsip-prinsip pembelajaran Membaca
5.      Menjelaskan Perencanaan pembelajaran Membaca
6.      Menjelaskan Prosedur Pembelajaran Membaca
7.      Menjelaskan Keterpaduan Prosedur Pembelajaran Membaca dengan Pendidikan karakter
8.      Menjelaskan Beberapa Metode Pembelajaran Membaca Pemahaman Berbasis Pendidikan Karakter

C.  Tujuan Makalah

1.      Mengetahui  Pengertian pembelajaran Membaca
2.      Mengetahui  Arah dan Orientasi Pembelajaran Membaca
3.      Mengetahui  Kondisi pembelajaran Membaca saat ini
4.      Mengetahui  Prinsip-prinsip pembelajaran Membaca
5.      Mengetahui Perencanaan pembelajaran Membaca
6.      Mengtahui  Prosedur Pembelajaran Membaca
7.      Mengetahui Keterpaduan Prosedur Pembelajaran Membaca dengan Pendidikan karakter
8.      Mengetahui Beberapa Metode Pembelajaran Membaca Pemahaman Berbasis Pendidikan Karakter

D. Kajian Pustaka

Bahan-bahan makalah ini kami ambil dari referensi buku dan situs-situs internet yang berbeda-beda. Supaya data yang kami kumpulkan tentang pengkajian pendidikan karakter dalam bahasa dan sastra Indonesia dapat tersajikan dengan benar. Untuk lebih jelasnya   kami  akan lampirkan pada daftar pustaka sumber-sumber yang kami ambil.

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Pembelajaran Membaca
Membaca secara sederhana dikatakan sebagai proses membunyikan lambang bahasa tertulis. Dalam pengertian ini, membaca sering disebut sebagai membaca nyaring atau membaca permulaan. Membaca juga dapat dikatakan sebagai proses untuk mendapatkan informasi yang terkandung dalam teks bacaan untuk peroleh pemahaman atas bacaan tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian membaca  tersebut jelaslah bahwa membaca pada prinsipnya dapat didefinskan berdasarkan berbagai sudut pandang.
Menurut cox (1999) menyatakan bahwa pembaca ialah proses psikologi untuk menentukan arti kata kata tertulis. Menurut Anderson 1972 menyatakan bahwa membaca adalah proses membentuk arti dari teks – teks tertulis. Menurut Flech, Gagne dan Gorgh dalam Harjasujana dan Mulyati (1988:3.3-3.4) membaca itu pada dasarnya adalah terjemahan lambang, garfik kedalam bahasa lisan. Menurut Aminudin (1999) bahwa membaca adalah mereaksi, yaitu memberikan reaksi karena dalam membaca seorang terlebh dahulu melaksanakan pengamatan terhadap huruf sebagai representasi bunyi ujaran ataupun tanda penulisan lainnya. Berdasarkan uraian diatas proses membaca merupakan seluruh aktivitas yang dilakukan pembaca untuk memperoleh informasi yang terkandung  dalam sebuah bahan bacaan.
Jadi, pembelajaran membaca dapat diartikan sebagai serangakaian aktivitas yang dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan membaca dibawah arahan, bimbingan, dan motivasi guru.

B.     Arah dan orientasi pembelajaran membaca
Pembelajaran membaca yang dilakukan di sekolah harus diarahkan agar mencapai beberapa tujuan utama pembelajaran membaca. Tiga tujuan utama pembelajaran membaca di sekolah adalah:
1. Memungkinkan siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca
2. Mampu membaca balam hati dalam kecepatan bacaan yang flexible
3. Serta memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan
Secara umum, ada dua strategi umum yang dapat kita lakukan agar siswa mampu menjadi pembaca yang flexible. Kedua strategi yang harus dilatihkan guru kepada siswa tersebut dkemukakan Ahuja dan Ahuja 2007 sebagai berikut:

1.Kurangi kecepatan membaca jika:
a)      Menentukan istlah yang belum kita ketahui maknanya
b)      Struktur kalimat dan paragraph yang sulit
c)      Konsep yang sulit
d)      Detail teknis materi
e)      Petunjuk yang sulit dan mendetail
f)        Materi yang ingin kuasai secara mendetail
g)      Mareti dalam bentuk diagram yang menuntut perbandingan antara teks dan diagram
h)      Materi yang menuntut kecermatan visualisasi
i)        Tulisan yang artistik yang mengandung unsur khayalan
j)        Materi yang menuntut kehati-hatian
2.Tingkatkan kecepatan membaca jika:
a)      Materi yang sederhana dengan sedikit informasi baru yang kita butuhkan
b)      Contoh dan ilustrasi yang tidak kita butuhkan untuk menambah pemahaman
c)      Penjelasan detail dan elaborasi yang tidak kita perlukan
d)      Ide-ide yang telah dinyatakan pada bagian sebelumnya
e)      Materi yang tidak mengandung ide dan fakta penting yang kita butuhkan.

Sejalan dengan uraian diatas, tujuan pembelajaran membaca yang kedua adalah agar siswa mampu menjadi pembaca yang  fleksibel. Pembaca yang  fleksibel  bukanlah orang yang membaca seluruh buku, melainkan pembaca yang mampu menentukan bagian mana  dari buku tersebut yang palng penting untuk dia kuasai.
Berpijak pada persyaratan diatas, jelaslah bahwa membaca secara fleksibel pada dasarnya memiliki satu tujuan akhir bahwa membaca harus dilakukan guna mencapai suatu pemahaman. Dengan kata lain hanya ada dua pertanyaan mendasar  yang kita jawab untuk menjadi pembaca yang fleksibel yakni
1.      Berapa waktu yang kita miliki
2.      Jenis pemahaman apa yang kita butuhkan.
Tujuan pembelajaran ketiga adalah siswa memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan. Tujuan ini menyarankan agar pembelajaran membaca secara lebih khusus melatih siswa menguasai berbagai strategi membaca.
Mengapa strategi membaca sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca seseorang?berbagai  strategi bacaan diciptakan pembaca mampu membaca secara cepat dan menemukan informasi secara cepat dan tepat. Semua strategi baca pada prinsipnya merupakan panduan bagi seorang pembaca untuk fokus  ia membaca.
Strategy baca manakah yang paling tepat kita gunakan?sebenarnya tidak ada satupun strategi baca yang paling tepat kita gunakan. Penggunaan strategi baca akan sangat berhubungan dengan berbagai faktor dan tujuan penggunaannya. Sekait dengan hal ini ada beberapa hal umum yang harus diperhatikan seorang pembaca ketika  memilih strategi baca yang akan ia gunakan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan membaca tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Tujuan membaca
Adalah faktor penting yang harus dipertimbangkan untuk menentukan strategi baca.
2.      Bahan bacaan
Akan sangat menentukan jenis strategi baca yang harus digunakan. Memang dalam hal tertentu semua strategi membaca dapat digunakan dalam berbagai ragam bacaan. Namun secara spesifik bahan bacaan memiliki karakter tersendiri sehingga diperlukan strategi baca yang khusus pula.
3.      Waktu yang tersedia untuk membaca
Waktu untuk membaca pun mnenjadi penentu pemilhan strategi baca. Seseorang pembaca yang memiliki waktu sempit tentu saja ia akan memilih srtategi membaca terpraktis, misalnya 4s.dalam waktu yang lebih luang pembaca bisa saja memilih strategi membaca lain, missal PQ4R yang mengharuskan ia membaca sekilas, membuat pertanyaan pemandu, baru membaca dengan tujuan menjawab pertanyaan pemandu yang ia buat sebelumnya.
4.      Posisi pembaca
Siapakah anda? pertanyaan ini penting diajukan untuk menentukan strategi baca yang harus digunakan. Seorang pelajar tentu bisa saja menggunakan strategi baca KWL, tetapi jika anda seorang pedagang yang ingin mengetaui kenaikan harga pada sebuah surat kabar strategi jelas kurang tepat digunakan.
5.      Jenis membaca Jika kita ingin membaca indah, jangan pernah memilih strategi membaca pemahaman. Demikian pula sebaliknya, membaca pemahaman tidak bisa dilakukan dengan menggunakan strategi membaca tekhnik. Jika anda guru sekolah dasar kelas rendah jangan gunakan strategi membaca kritis tetapi gunakanlah strategi membaca permulaan. Strategi membac EVOKER dapat anada gunakan untuk berlatih membaca nyaring untuk pemahaman isi puisi, drama, prosa tetapi tidak bisa anda gunakan untuk mebaca pemahaman sebuah wacana dan fiksi.

Berdasarkan uraian tentang kriteria pemilihan strategi membaca tersebut, guru di sekolah hendaknya memperkenalakan berbagai strategi membaca yang relevan dengan kebutuhan siswa. Pengenalan strategi membaca ini harus dilakukan pada saat pembelajaran membaca berlangsung. Guru dan siswa langsung mempraktikan strategi membaca  tersebut selama pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru harus mengevaluasi ketepatan dan optimalisasi penerapan strategi tersebut.

C.     Kondisi pembelajaran saat ini
Apa problem utama dalam pembelajaran membaca yang mash sering kita lihat di sekolah saat ini? problem utama saat ini pembelajaran membaca di sekolah saat ini adalah bahwa pembelajaran  membaca masih dilaksanakan secara asal-asalan. Kebiasaan buruk terlihat dari kenyataan bahwa pembelajaran membaca jarang sekali dilaksanakan untuk mendorong siswa agar memilki kecepatan dan gaya membaca yang tepat melainkan hanya ditunjukan untuk kepentingan praktis belaka yakni siswa mampu menjawab pertanyaan bacaan.
Dampaknya adalah bahwa siswa memiliki kecepatan membaca yang rendah bahkan diikuti pula oleh tingkat pemahaman yang rendah pula. Rendahnya kemampuan efektif membaca para siswa di sekolah, dalam pandangan penulis, merupakan cermin utama kegagalan pembelajaran membaca yang dilakukan di sekolah.
Kegagalan pembelajaran diatas sebenarnya bermula pada ketidak jelasan peran guru dalam proses dalam pembelajaran membaca. Selain itu, kegagalan proses pembelajaran membaca dapat pula disebabkan oleh bantuan keliru yang diberikan guru selama pembelajaran.


Beberapa bantuan guru yang keliru selama proses pembelajaran membaca antara lain sbb:
1.      Membaca nyaring wacana yang seharusnya dibaca dalam hati. Hal ini menyebabkan siswa cenderung hanya menyamakan antara wacana tulis dengan ucapan yang dihasilkan.
2.      Memulai pembelajaran dengan menyajikan ringkasan isi bacaan yang seharusnya dicari siswa selama proses pembelajaran membaca.
3.      Mendorong siswa secara pasif dan monoton.
4.      Banyak menerjemahkan kata-kata sulit yang seharusnya dicari siswa melalui serangkaian kegiatan aktif semisal membaca kamus.

Selain ketidak jelasan dan siswa selama pembelajaran dan pemberian bantuan yang salah yang dilakukan guru kepada siswa selama pembelajaran masih ada beberapa alasan mengapa siswa gagal dalam membaca. Beberapa alasan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Pandangan negative guru. Seorang  guru yang tidak memiliki keyakinan bahwa siswanya mampu akan berpengaruh negative terhadap performa siswa.
2.      Teks yang digunakan dalam pembelajaran terlalu mudah dan terlalu sukar.
3.      Penerapan prosedur dan strategi yang salah selama pembelajaran.
4.      Menekankan pada teks membaca disbanding pada pembelajaran membaca sering dilakukan guru.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan guru agar dapat melaksanakan pembelajaran membaca dengan baik yaitu:
1.      Memahami perannya dalam pembelajaran membaca.
2.      Memahami benar prinsip pembelajaran membaca.
3.      Menguasai prosedur pembelajaran membaca.
4.      Menguasai strategi membaca.
5.      Mempraktikan prosedur dan strategi membaca dalam pembelajaran.
6.      Menguasai konsep penilaian pembelajaran membaca.
7.      Mengukur secara periodic kemampuan membaca  siswa, dan
8.      Melakukan pembelajaran dalam dimensi penelitian tindakan kelas.




D.    Prinsip-prinsip pengajaran membaca
Guna meningkatkan pembelajaran membaca adalah memahami berbagai prinsip-prinsp pembelajaran membaca. Prinsip yang dikemukakan oleh para ahli. Nuttall 1996 mengemukakan beberapa prinsip umum pembelajaran membaca adalah sebagai berkut:
1.      Pembelajaran membaca harus dilakukan dengan tujuan membangun kemampuan membaca anak. Beberapa tahapan dalam pembelajaran membaca tersebut adalah
a.   Memberanikan anak membaca.
b.   Mendorong anak membaca.
c.    Menjejaki kemampuan baca anak agar mengetahui kelemahan anak dalam membaca.
d.   Modeling membaca mendemonstraskan cara-cara yang dibutuhkan anak dalam membaca.
e.    Klarifikasi memberikan contoh baca, menjelaskan strategi membaca dan memberikan pembelajaran secara eksplisit jika diperlukan.
2.      Kemampuan baca anak tidak dapat dibentuk secara sekaligus melainkan harus selalu dibentuk secara perlahan.
3.      Pengajaran membaca harus senantiasa dilakukan melalui interaksi antara guru dan kelas.
4.      Pengajaran membaca harus senantiasa ditunjukan guna membantu kemampuan anak berinteraksi dengan teks.
5.      Pembelajaran membaca harus dilakukan dalam atmosfer kelas yang kondusif.
6.      Pembelajaran harus dilakukan dengan asas pelatihan belajar, artinya harus senantiasa melatih siswa berbagai strategi membaca sebelum siswa melakukan kegiatan membaca yang sesungguhnya.
7.      Penbelajaran membaca harus dilakukan dengan berorientasi kedepan artinya pebelajaran harus diusahakan membekali siswa berbagai strategi membaca yang dapat digunakan dalam menghadapi berbagai jens bacaan, baik untuk saat ini maupun pada jenjang pendidikan selanjutnya .
8.      Pahamilah bahwa pada dasarnya hanya jenis kemampuan membaca yang harus secara mendalam diajarkan yakni kemampuan membaca intensif dan kemampuan membaca ekstensif.

Dengan pembelajaran pemahaman Brown 2001 mengemukakan bahwa untuk dengan mencapai keberhasilan dalam pembelajaran membaca pemahaman perlu diperhatikan beberapa prinsip dasar mendesain pembelajaran pemahaman. Prinsip dasar tersebut adalah sbb:
1.   Yakinlah bahwa kita tidak mengabaikan pentingnya merumuskan tujuan pembelajaran membaca secara spesifik.
2.   Gunakan teknik/strategi pembelajaran membaca yang mampu membangun motivasi instrinsik siswa.
3.   Perhatikan keaslian dan keterbacaan wacana yang kita pilih.
4.   Terapkan strategi membaca yang paling tepat untuk setiap bahan bacaan.
5.   Terapkan model bacaan interaktif selama proses pembelajaran membaca.
6.   Laksanakanlah  prosedur pembelajaran membaca dengan membaginya kedalam tiga tahapan yakni tahap prabaca, tahap membaca, dan tahap pascabaca.
7.   Gunakan prinsip  strategi membaca pemahaman berikut dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
a.       Identifkasikan tujuan baca  secara jelas dan nyata.
b.      Gunakan teknik membaca dalam hati yang efisien serta gunakan kecepatan membaca yang fleksibel.
c.       Gunakan strategi membaca skiming untuk menemukan ide pokok bacaan
d.      Gunakan strategi membaca skaning untuk menemukan informasi khusus/penjelas.
e.       Gunakan peta konsep untuk mempermudah pemahaman bacaan.
f.        Gunakan tebakan untuk mendefinsikan kata yang belum diketahui maknanya.
g.       Analisislah lebih lanjut kata atau kosa kata yang belum dipahami tersebut.
h.       Bedakan antara makna literal dan makna implikatif.
i.         Tandai penanda wacana yang menandakan keterhubungan antara ide satu dengan lainnya.
8.      Kembangkanlah aspek-aspek evaluasi untuk menguji keberdayagunaan teknik/strategi yang kita pilih.
9.      Lakukanlah penilaian, baik penilaian proses maupun penilaian kemampuan membaca.

Prinsip-prinsip pengajaran dalam membaca diatas perlu diketahui dan pahami, karena hal itu perlu untuk mendapatkan hasil membaca yang maksimal. Terutama untuk guru dalam menerapkan pengajaran membaca.
E.     Perencanaan Pembelajaran Membaca
      Pembelajaran pada dasarnya dilandasi oleh kemampuan guru dalam membuat keputusan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakannya. Salah satu dimensi penting dalam membuat keputusan tersebut terletak pada keputusan guru dalam menentukan perencanaan pembelajaran. Demikian pula dalam pembelajaran membaca, guru harus mampu membuat keputusan yang tepat dalam menyusun dan mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran membaca.
Berbicara tentang menyusun perencanaan pembelajaran membaca, langkah – langkah yang secara tepat harus di tentukan guru, antara lain :
1.      Menentukan Tujuan Program Bembelajaran Yang Dirancang.
Artinya : Dalam hal ini guru harus meyakinkan dirinya bahwa apa pun jenis dan kegiatan pembelajaran membaca yang akan dilaksanakan harus memiliki tujuan umum untuk membentuk kemungkinan bagi siswa guna mampu menikmati kegiatan membaca, mampu membaca dengan gaya dan kecepatan fleksibel, dan mampu memperoleh pemahaman isi bacaan yang memadai. Tujuan utama ini sudah selayaknya menjadi jiwa bagi semua pembelajaran membaca yang akan dilaksanakan. Berikut tujuan program pembelajaran membaca bagi siswa :
a.       Merekognisi arti penting tujuan membaca bagi kegiatan membaca.
b.    Membaca dengan berbagai gaya dan cara sesuai dengan tujuan baca yang ditetapkan.
c.    Merespon teks secara penuh dan akurat sesuai dengan kebutuhan tujuan baca.
d.    Merekognisi bahwa pendekatan membaca top-down dan bootom-up sangat berguna dan digunakan sesuai kebutuhan.
e.    Sadar bahwa dia tidak dapat memahami teks dan mampu menemukan sumber ketidak pahamannya sehingga ia akan mampu pula mencegahnya kemungkinan hal terjadi dimasa yang akan datang.
f.      Tidak  merasa cemas ketika ia tidak memahami setiap kata, kecuali jika dibutuhkan keakuratan makna dari kata – kata tersebut.
g.    Menggunakan teknik membaca cepat untuk meyakinkan bahwa ia hanya membaca bagian – bagian terpenting dari suatu wacana guna membantu memperoleh pemahaman secara berurutan.
h.    Menggunakan informasi nonlinier sebagai tambahan dalam meningkatkan pemahaman.
i.      Menggunakan kemampuan memahami kata, kalimat, paragraph guna membagun pemahaman sederhana tentang isi bacaan.
j.      Menggunakan organisasi retoris untuk membantu interpretasi dan rekognisi.

Dari berbagai tujuan di atas harus secara cermat dipertimbangkan prioritas dan kemungkinan ketercapainya. pencapaian tujuan pembelajaran membaca tetap harus pula mempertimbangkan aspek kerealistikannya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa kemampuan membaca pemahaman, membaca kritis, membaca responsif tidak dapat dikembangkan secara tergesa – gesa.
2.      Secara Tepat Ditentukan Menyusun Program Pembelajaran Membaca.
Artinya : Mempersiapkan berbagai kebutuhan bagi siswa selama proses membaca. Beberapa kebutuhan yang harus dipertimbangkan tersebut, antara lain :
a.          Memilih bahan bacaan ( pertimbangkan isi dan keragaman materi dan sebaiknya materi berupa materi lintas kurikulum ),
b.         Menentukan panduan membaca yang tepat.
c.          Menentukan strategi baca yang tepat.
3.    Menentukan Kebutuhan Agar Siswa Memiliki Memampuan Membaca.
Artinya : Dalam tahap ini guru harus benar – benar menyusun strategi agar siswa terdorong untuk memiliki kebiasaan membaca yang baik. Kebiasaan ini diharapkan tidak tumbuh dalam lingkungan sekolah tetapi juga tumbuh dalam kehidupan siswa sehari – hari. Dalam konteks pembelajaran kebiasaan membaca yang baik dapat diawali dengan menugasbacakan siswa untuk membaca buku. Buku yang ditawarkan hendaknya merupakan buku yang menarik minat siswa sehingga akn timbul perasaan senang pada diri siswa ketika membaca buku tersebut. Buku yang biasanya mampu memberikan rasa senang pada diri siswa ketika membaca buku  adalah buku yang memenuhi prinsip SAVE (Short’pendek’, Appealing’menarik’, Varied’bervariasi’, Easy’mudah’). Untuk mempermudah siswa memperoleh buku tersebut sebaiknya kita galakkan ‘’perpustakaan kelas’’ yakni kelas yang menyediakan berbagai buku yang layak baca bagi siswa.
F.      Prosedur Pembelajaran Membaca
Proses pembelajaran membaca secara garis besar harus terdiri atas tiga tahapan yaitu : tahapan prabaca, tahapan membaca, dan tahapan pascabaca. Ketiga tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Tahapan Atau Kegiatan Prabaca
Tahapan atau kegiatan prabaca adalah : Kegiatan pengajaran yang dilaksanakan sebelum siswa melakukan kegitan membaca. Dalam kegitan prabaca ini guru mengarahkan perhatian pada pengaktifan mata yang berhubungan dengan teks bacaan. Skema itu sendiri adalah : Latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa tentang informasi atau konsep tentang sesuatu. Skema menggambarkan sekelompok konsep yang tersusun dalam diri seseorang yang dihubungkan dengan objek, tempat – tempat, tindakan atau peristiwa. Dalam hal ini siswa harus memiliki konsep – konsep tentang tujuan bahan cetakan dan tentang hubungan bahasa bicara dan bahasa tertulis.
Variasi kegiatan prabaca dikemukakan oleh Hadley. Hadley (2001) menyatakan bahwa pada tahapan prabaca terdapat 3 kegiatan yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran membaca, antara lain sebagai berikut :
a.    Curah pendapat untuk membangkitkan ide yang memiliki kemungkinan besar ada dalam teks. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan apersepsi pembelajaran tentang hal – hal yang memiliki kaitan dengan wacana yang akan dibawa siswa.
b.   Melihat judul tulisan, headline bacaan, grafik, gambar, atau unsure visual lain yang ada dalam bacaan.
c.    Merumuskan prediksi isi bacaan. Pada tahap ini siswa mencoba membuat hipotesis atas isi wacana. Prediksi ini akn menumbuhkan akan menumbuhkan rasa kepenasaran siswa terhadap bacaan ( memotivasi bacaan) karena pada akhirmya kegiatan baca siswa diharuskan membandingkan prediksi yang dibuat dengan isi wacana yang sebenarnya.

Cox (1999) secara lebih terperinci mengemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan pada kegiatan prabaca yang berfungsi sebagai penggugah perilaku siswa dalam penyelesaian masalah dan motivasi penelaahan materi bacaan digambarkan.
Gambaran kegiatan prabaca yang dikemukakan Cox tersebut adalah sebagai berikut :
a.    Menjelaskan gambaran awal bacaan
Gambaran awal bacaan (cerita), berisi informasi yang berkaitan denngan isi cerita yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman.
b.   Petunjuk untuk melakukan antisipasi
Petunjuk antisipasi merupakan sarana kegiatan awal membaca yang bermanfaat.
c.    Pemetaan semantik (peta konsep)
Pemetaan semantik ini merupakan strategi prabaca yang kegiatannya memperkenalkan kosakata yang akan ditemukan dalam bacaan dan dapat menggugah skema yang berkaitan dengan topic bacaan.
d.   Menulis sebelum membaca
Siswa diminta menuliskan pengalaman pribadi yang relevan dengan isi bacaan, sebelum mereka membaca matteri.
e.    Drama atau simulasi ( drama kreatif)
Drama kreatif dapat digunakan sebelum cerita dibacakan yaitu untuk membangun pemahaman siswa.
Mengingat betapa pentingnya kegiatan prabaca dilakukan, guru seyogianya dapat melakukan atau melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca dengan selalu mengawali pembelajarannya dengan melaksanakan kegiatann prabaca. Pembelajaran membaca tanpa kegiatan prabaca merupakan pembelajaran membaca yang tidak berarah dan tidak bertujuan serta tidak akan mampu menggali potensi siswa yang sesungguhnya dan pada akhirnya hal itu akan berdampak pada rendahnya kemampuan membaca siswa.
2.      Kegiatan Membaca
Setelah kegiatan prabaca, maka selanjutnya dilaksanakan kegiatan inti pembelajaran membaca. Tahapan ini sering disebut tahapan membaca. Pada tahap ini banyak sekali variasi yang dapat dilakukan guru sejalan dengan strategi baca yang dipilih guru atau siswa. Penentuan kegiatan pada tahap ini akan sangat bergantung pada metode pembelajaran membaca apa yang dipilih. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan, antara lain :
a.          Menemukan inti gagasan
b.         Mengidentifikasi kata kunci
c.          Mengutip bacaan
d.         Menjaring data
e.          Mengisi format isi bacaan
f.           Merespons bacaan
g.          Membuat peta konsep bacaan
h.          Shairing ide dan diskusi
i.            Menguji prediksi
j.           Menjaring kata sulit
k.         Menguji fakta, opini, dan lain – lain
3.      Kegiatan Pascabaca
Kegiatan pascabaca merupakan tahapan pembelajaran membaca yang bertujuan untuk menguji kemampuan membaca sekaligus memantapkan kemampuan membaca para siswa. Burns (Rahim, 2007 ) mengemukakan bahwa kegiatan pascabaca digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi baru yang dibacanya kedalam schemata sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi. seperti halnya pada kegiatan membaca yang lain, pada kegiatan ini juga memerlukan strategi. strategi yang digunakan pada tahap pascabaca adalah :
a.   Belajar mengembangkan bahan bacaan
b.    Memberikan pertanyaan
c.    Menceritakan kembali
d.    dan Presentasi visual
Nuttal (1996) memberikan alternative yang dapat guru pilih pada kegiatan pascabaca, walaupun dalam pandangan penulis aktivitas ini lebih cenderung pada tahapan pembelajaran inti membaca. Beberapa alternative tersebut, antara lain :
a.       Membandingkan hipotesis atau prediksi yang disusun pada tahap prabaca dengan isi bacaan sehingga jika prediksi tersebut meleset siswa diajak untuk membangun pemahaman baru atas isi wacana
b.    Membangun respons atas isi bacaan
c.    Diskusi dan adu argument tentang isi bacaan
d.    Membahas isi wacana secara utuh dan menyeluruh
e.    Membuat tulisan reproduksi atau rangkuman atas isi wacana
f.      Menguji pemahaman membaca
Selain beberapa aktivitas diatas, aktivitas lain yang dapat dilakukan oleh siswa pada tahap pascabaca adalah sebagai berikut :
a.    Menulis rangkuman
b.   Membuat komik atau cerita bergambar sederhana
c.    Menceritakan kembali
d.   Menjawab pertanyaan
e.    Membuat peta cerita atau peta perjalanan tokoh
f.     Membuat alat (wacana peragaan)
g.    Memerankan
h.    Memperluas cerita
i.      Melengkapi cerita
j.     Mengubah jenis genre
   Berdasarkan uraian diatas, jelaslah pembelajaran membaca yang dilakukan di sekolah harus mencerminkan tiga tahap yaitu : prabaca (yang identik dengan kegiatan awal pembelajaran), tahap membaca, dan tahap pascabaca (yang identik dengan kegiatan inti dan penutup pembelajaran). Tahapan – tahapan ini wajib sifatnya karena melalui tahapan inilah akan tergambar jelas aktivitas siswa belajar. Hal ini sejalan dengan konsep pembelajaran bawa pembelajaran adalah : serangkaian aktivitas siswa belajar. Tanpa aktivitas siswa kegiatan yang dilakukan bukan pembelajaran membaca.

G.  Keterpaduan Prosedur Pembelajaran Membaca Dengan Pendidikan Karakter
Sebagaimana telah kita bicarakan pada bagian menyimak, dalam kaitannya dengan pendidikan karakter prosedur pembelajaran membaca juga merupakan saluran pendidikan karakter. Hal ini disebabkan bahwa pada masing – masing tahapan pembelajaran membaca ini akan terdapat sejumlah aktivitas yang harus dilakukan siswa. Melalui aktivitas – aktivitas inilah siswa akan secara tidak sadar menunjukan karakter dirinya. Guna memperjelas hubungan prosedur pembelajaran membaca ( yang nantinya akan membentuk metode membaca) dengan pengembangan karakter siswa, berikut diuraikan analisis aktivitas pada setiap tahapan membaca dalam kaitannya dengan pembiasaan berkarakter baik siswa.
1.      Pada Tahap Prabaca
siswa dapat melakukan serangkaina aktivitas seperti curah pendapat ide umum yang mungkin terkandung dalam teks. kegiatan ini akaan menuntut siswa mengungkapkan segala pengetahuan yang telah dimilikinya sehingga ia akan lebih mudah memahami wacana.
2.      Pada Tahap baca
Siswa dapat melakukan kegiatan membaca teks secara sekilas melalui kegiatan membaca skiming dan skaning. Aktivitas ini pada dasarnya akan membentuk siswa yang teliti, cermat, beretos kerja tinggi, dan disiplin.
3.      Pada Tahap Pascabaca
Pada tahap ini terbentuk pula berbagai karakter misalnya jujur dalam menjawab pertanyaan, kreatif mengubah isi bacaan menjadi wacana lain. dan berani dalam mengemukakan hasil pemahamannya atas sebuah bacaan.

H.    Beberapa Metode Pembelajaran Bembaca Pemahaman Berbasis Pendidikan Karakter
Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa metode pembelajaran membaca yang berorientasi pendidikan karakter. Beberapa metode pembelajaran tersebuut adalah sebagai berikut :
1.      Metode Turnamen Membaca
Metode ini merupakan pengembangan model pembelajaran kooperataif yang digagas slavin. Menurut SLAVIN (2005) model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamankan adanya kelompok – kelompok. setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda – beda ( ada yang tinggi, sedang, dan rendah ) model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan harus mengoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberi guru.
Tujuan utama metode turnamen membaca adalah : untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan dan sekaligus mengukur tingkat kinerja kooperatif siswa dalam kelompok. Selain itu, metode ini juga bertujuan untuk mengembangkan karakter social, individual pada diri siswa.
Tahap – tahap metode turnamen membaca diturunkan dari model kooperatif Team Game Tournament versi slavin dengan sejumlah modifikasi. Tahapan metode turnamen membaca hasil modifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
a.   Prabaca
1)      Tahap persiapan
Guru mempersiapkan materi berikut perangkat pembelajaran termasuk lembar kerja proses (LKP).

2)      Tahap penyajian materi
Pada tahap ini guru memberikan gambaran umun tentang isi bacaan yang akan dikaji oleh siswa.
b.      Tahap membaca
1)      Tahap kegiatan kelompok
Siswa mengatur tempat duduknya berdasarkan kelompok yang telah ditetapkan guru.
2)      Tahap turnamen akademik
Guru mengelompokan siswa (yang memiliki kemampuan akademik homogeny dari kelompok yang heterogen) dalam suatu meja turnamen.
3)      Tahap perhitungan skor
Perhitungan skor dilakukan berdasarakan jawaban benar yang dibuat masing – masing siswa.
4)   Tahap penghargaan kelompok
Penghargaan kelompok ditenyukan berdasarkan rata – rata skor kelompok berdasarkan skor yang diperoleh masing – masing anggotanya.
c.       Tahap pascabaca
1)      Penutup
Pada tahap ini, guru mengulas mengenai materi dan soal – soal turnamen yang telah dipelajari.
2.      Metode Jigsaw Membaca
Pembelajaran jigsaw membaca adalah : salah satu tipe pembelajaran membaca yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. pembelajaran ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara sehingga selain meningkatkan kemampuan membaca siswa juga dapat meningkatkan keterampilan berbahasa yang lain. Berikut tahapan – tahapan dalam metode jigsaw, antara lain :
a.      Tahap Prabaca
1)      Tahap pembentukan kelempok
Guru mengelompokan siswa ke dalam kelompok – kelompok kecil yang heterogen.



b.      Tahap Membaca
1)      Tahap kerja kelompok ahli
Setelah siswa dikelompokan menjadi beberapa kelompok, didalam jigsaw ini setiap anggota kelompok diberi tugas untuk mempelajari suatu materi tertentu.
2)      Tahap kerja kelompok asal
Pada tahap ini masing – masing perwakilan kelompok kembali kekelompok asalnya untuk menjelaskan pada teman satu kelompoknya tentang materi yang telah di diskusikan pada kelompok ahli, sehingga semua anggota kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan oleh guru.
c.       Tahap Pascabaca
1)      Tahap evaluasi
Pada tahap ini siswa diberi tes (kuis) oleh guru dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan yang telah dimiliki siswa dalam memahami suatu materi dengan metode belajar kooperatif tipe jigsaw.
3.      Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
Metode CIRC sebenarnya merupakan hasil pengembangan pembelajaran kooperatif TAI (Slavin, 2005). pembelajaran membaca dengan metode CIRC terdiri atas 3 unsur penting yakni kegiatan – kegiatan dasar terkait :
a.       Pengajaran langsung
b.      Pelajaran memahami bacaan
c.       Seni berbahasa menulis terpadu
Dalam semua aktivitas ini siswa belajar dalam kelompok belajar yang heterogen. semua kegiatan melibatkan siklus regular yang melibatkan presentasi dari guru, latihan tim, latihan indenpenden, prapenilaian, latihan tambahan, dan tes.
Metode CIRC pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan sekaligus membina kemampuan menulis reproduksi atas bahan bacaan yang dibacanya. Metode CIRC dapat membantu guru memadukan kegiatan membaca dan menulis sebagai kegiatan integrative dalam pelaksanaan pembelajaran membaca. Pembelajaran membaca dengan menggunakan metode CIRC dapat dikemukakan sebagai berikut :




a.      Tahapn Prabaca
1)      Guru memperkenalkan cerita yang akan di baca anak
2)      Setelah cerita diperkenalkan, siswa diberi paket cerita yang terdiri atas buku cerita dan serangkaian kegiatan yang harus mereka lakukan dalam kelompoknya.
b.      Tahap Membaca
1)      Membaca berpasangan
Pada tahap ini siswa membaca cerita dalam hati dan kemudian secara bergantian membaca keras cerita tersebut bersama pasangannya.
2)      Menuiliskan struktur cerita
Pada tahap ini siswa menerima pertanyaan dari guru seputar masalah cerita misalnya : karakter, alur, latar, konflik, dan pemecahan masalah yang terknadung dalam cerita.
3)      Membaca nyaring
Para siswa diminta untuk menemukan kata – kata sulit yang terdapat dalam cerita dan membacakannya secara nyaring tanpa canggung dan ragu – ragu.
4)      Makna kata
Berbagai kata sulit yang mereka temukan dalam cerita selanjutnya dan di tentukan maknanya.
c.       Pascabaca
1)      Menceritakan kembali cerita
Setelah seluruh cerita dibaca dan di bahas dalam kelompok, siswa diminta membuat synopsis cerita.
2)      Pemeriksaan oleh pasangan
Sinopsis yang di buat siswa selanjutnya ditukarkan kepada temannya sehingga satu sama lain dapat mengecek ketepatan synopsis yang dibuat rekannya. Jika para siswa telah menyelesaikan semua kegiatan ini, pasangan mereka memberikan formulir tugas siswa yang mengindikasikan bahwa mereka telah menyelesaikan tugas tersebut.
3)      Tes
Pada tahap ini siswa di beri tes tentang pemahaman isi cerita, menuliskan kalimat dari daftar kosakata sulit, dan membaca daftar tersebut secara nyaring di depan guru. Pada saat tes siswa tidak boleh saling membantu, dan hasil tes merupakan unsur utama skor tim.
4.      Metode Scaffolded Reading
Scaffolded reading pada dasarnya merupakan metode pembelajaran membaca yang menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan membaca siswa melalui penyusunan aktivitas membaca secara bertahap. Tujuan utama metode ini adalah : mendorong siswa agar mampu memiliki kemampuan membaca yang optimal. Dorongan yang diberikan ini bertujuan untukn membangun kemampuan membaca siswa secara bertahap mulai dari tahap pemahaman, tahap kritis, hingga tahap kreatif.
Guna mampu menjadi pembaca yang optimal, Harris et. al. (Axfor, harders, dan wine, 2009 : 14 ), pembaca harus memiliki seperangkat keterampilan, strategi, dan pengetahuan yang kompleks sebagai berikut :
a.       Pengetahuan tentang system semantic, sintaksis, dan tata tulis.
b.      Strategi untuk mengakses dan mengintegrasikan informasi dari ketiga sumber pengetahuan tersebut.
c.       Mengetahui tentang teks dan bagaimana sebuah teks disusun dalam konteks yang berbeda.
d.      Strategi praktis dalam memecahkan kode sebuah teks, terlibat dalam teks, menggunakan teks, dan menganalisis teks.
Sejalan dengan hal yang harus dimiliki pembaca diatas, metode ini di susun secara bertahap sehingga siswa mampu memiliki seperangkat keterampilan, strategi, dan pengetahuan yang kompleks tersebut. Berikut diuraikan tahapan pembelajaran membaca dengan menggunakan metode Scaffolded Reading.
a.         Tahap Prabaca
1)      Pemilihan Teks
Pada tahap ini guru memilih teks yang akan digunakan sebagai bahan ajar membaca. Teks yang dipilih hendaknya teks yang mampu memfasilitasi siswa untuk beroleh sejumlah komponen yang diperlukan untuk menjadi pembaca yang berhasil.
2)      Orientasi Teks
Pada tahao ini guru memberikan penjelasan umun tentang isi gteks, misalnya : pengarangnya, genre teks tersebut, kapan teks tersebut ditulus, serta alasan mengapa teks tersebut dipilih.



b.      Tahap membaca
1)      Membaca Teks
Pada tahap ini siswa mulai membaca teks dengan menggunakan berbagi kecepatan membaca, yakni membaca cepat pada bagian   teks yang sudah dikuasai dan membaca lambat untuk menambah pemahaman pada bagian teks yang belum dipahami.
2)      Orientasi Bahasa
Pada tahap ini siswa membahas tentang bahasa yang digunakan pengarang.
3)    Membangun Pemahaman
Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk menggunakan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuannya memahami cerita.
c.          Tahap Pascabaca
1)      Menguji perhatian dan persepsi siswa terhadap bacaan
Pada tahap ini guru menguji tingkat pemahaman siswa terhadap isi bacaan melalui penilaian yang ditujukan untuk menguji seberapa besar siswa memerhatikan teks dan bagaimana persepsi siswa tentang bacaan yang dibacanya.
5.      Metode Grup Investigasi
Metode pembelajaran membaca kooperatif Grup investigasi pertama kali dirancang oleh Hebert Thelen. Metode ini kemudian disempurnakan Sharan dan rekan sejawatnya di Tel Aviv University. Dalam pelaksanaan pembelajaran membaca, metode ini sangat tepat digunakan dalam kegiatan membaca ekstensif.
Dalam hal ini siswa melakukan investigasi terhadap berbagai macam wacana guna menemukan hubungan antara wacana tersebut. Tujuan akhirnya adalah : siswa mampu membuat sebuah laporan membaca yang bersumber dari berbagai sumber bacaan sebagai wujud pemahaman mereka terhadap bahan bacaan yang dibacanya.
Dalam grup investigasi siswa bekerja melalui 6 tahapan. keenam tahapan grup investigasi dalam pembelajaran membaca dimodifikasi dari Slavin (2005) dan Sharan (1999) sebagai berikut :
a.      Tahap Prabaca
1)      Pemilihan topik
Pada tahap ini siswa memilih subtopik tertentu yang akan di investigasikan.


2)      Merencanakan tugas
Pada tahap ini siswa dan guru merancanakan prosedur, tugas, dan tujuan belajar tertentu sesuai subtopik yang sudah dipilih kelompok.
b.      Tahap Membaca
1)      Melaksanakan Investigasi
Pada tahap ini siswa melaksanakan investigasi untuk mengumpulkan berbagai informasi melalui kegiatan membaca.
2)      Analisis dan sintesis dan menyiapkan laporan akhir
Pada tahap ini siswa mulai menganalisis dan mengevaluasi berbagai informasi pada tahap sebelumnya dan mulai merancang bagaimana informasi tersebut dapat disajikan secara menarik kepada teman – temannya.
3)      Mempersentasikan Laporan Akhir
Pada tahap ini siswa mempresentasikan hasil investigasinya.

c.       Tahap Pascabaca
1)      Evaluasi
Pada tahap ini siswa memberikan umpan balik terhadap tugas yang telah dikerjakan terutama mengenai keefektifan pengalaman belajar yang telah dialami.
6.      Metode Skemata Kritis
Metode pembelajaran membaca ini sebenarnya sebuah model yang dikreasikan berdasarkan tahapan proses pembelajaran membaca sebagaimana telah dikemukakan diatas. Metode membaca ini sangat cocok untuk mengajarkan kemampuan membaca kritis. Tahapan membaca kritis ini dapat diuaraikan sebagai berikut :
a.         Tahap Prabaca
1)      Apresiasi
Pada tahap ini guru memperkenalkan tema wacana yang akan siswa pelajari selama pembelajaran. Bahan bacaan yang digunakan sebaiknya merupakan bahan bacaan yang bersifat argumentatif atau berbasis masalah.
2)      Curah Pendapat
Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk mencurahkan gagasannya dalam hal memecahkan masalah seputar tema wacana. Setelah siswa menuliskan atau menyampaikan gagasannya barulah siswa ditugaskan untuk membaca wacana yang telah disediakan.
b.      Tahap Membaca
1)      Membaca Wacana
Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk mencatat semua ide penting yang berhubungan dengan usaha pemacahan masalah terkait dengan tema yang dibacakan guru.
2)      Membuat Peta konsep
Aktivitas ini merupakan kelanjutan akan aktivitas membaca wacana. Setelah membaca, siswa harus mampu menyusun ide pokok dalam peta konsep secara terstruktur sehingga membeantuk kerangka ide yang didalamnya terdiri atas tiga bagian utama yakni fakta yang ada didalam bacaan, opini yang ada didalam bacaan dan solusi yang dihasilkan melalui kegiatan berfikir siswa.
3)      Diskusi Fakta- Opini- Solusi
Paa tahap ini siswa dituntut untuk mampu membedakan fakta dan opini secara argumentatif sekaligus menanggapi fakta dan opini tersebut bedasarkan cara pandang mereka sendiri.
c.       Tahap Pascabaca
1)      Menulis Kritis
Pada tahap ini siswa mengembangkan sebuah tulisan yang sifatnya mengkritisi bahan bacaan yang telah dibacanya.
7.      Metode Dramatisasi Bacaan
Metode dramatisasi bacaan pada dasarnya merupakan metode pembelajaran membaca yang menuntut siswa memahami sebuah bacaan melalui pemberian rangsangan membaca melalui kegiatan dramatisasi isi bacaan. Dramatisasi sendiri sebenarnya hanya sebuah rangsangan agar siswa terlibat langsung terhadap bahan bacaan sekaligus termotivasi untuk membaca serta mampu disertai tujuan yang benar. Tahapan aktivitas pembelajaran metode dramatisasi bacaan ini adalah sebagai berikut:
a.      Tahap Prabaca
1)      Pengenalan
Pada tahap ini guru mengenalkan isi bacaan yang akan dibaca siswa melalui kode- kode rahasia sehingga mampu menarik minat siswa untuk membaca wacana.

2)      Dramatisasi
Paa tahap ini guru mendramatisasikan isi bacaan yang akan dipelajari siswa hari ini. Dramatisasi ini berfungsi untu memberikan gambaran awal tentang isi bacaan sekaligus berfungsi untuk memancing siswa membuat pertanyaan sebagai wujud kepenasaran mereka terhadap isi bacaan.
3)      Pertanyaan Pemandu atau kuis
Pada tahap ini guru menyuruh siswa menulis sejumlah pertanyaan tentang apa sebenarnya isi bacaan yang akan dibaca oleh mereka. Dalam kondisi tertentu guru dapat membantu siswa membuat pertanyaan tersebut.
b.      Tahap Membaca
1)      Membaca
Pada tahap ini membaca wacana dan sekaligus menjawab pertanyaan pemandu yang telah dibuatnya atau menjawab kuis yang telah dibuat guru.
2)      Menulis Uraian Penting
Pada tahap ini siswa mulai merangkai jawaban pertanyaan pemandu yang telah dibuatnya menjadi sebuah tulisan atau inti sari bacaan.
c.       Tahap Pascabaca
1)      Pelaporan
Pada tahap ini secara individu melaporkan tulisannya dan ditanggapi siswa lain dan guru. Akhirnya guru secara bersama- sama dengan siswa menyimpulkan isi bacaan secara kreatif.
3)      Transformasi
Pada tahap ini siswa diharapkan mengubah bacaan menjadi sebuah komik, cerita, puisi, ataupun bentuk- bentuk kreatif lainnya.
8.      Metode Cox
Metode cox merupakan metode pembelajaran berbicara yang terdiri atas empat tahapan pembelajaran yakni experiencing, sharing,discusing and reporting. Tujuan utama metode ini adalah adalah agar siswa mampu memiliki kemampuan membaca pemahaman yang tinggi berbasis kinerja nyata aktif para siswa. Secara terperinci tahapan penerapan metode cox diuaraikan sebagai berikut :
a.   Tahap Prabaca
1)      Apresiasi
Pada tahap ini guru melakukan kegiatan apresiasi dengan cara mengaitkan materi simakan dengan pengalaman siswa.
2)      Mengalami
Pada tahap ini siswa dapat menstimulasikan perasaan, emosi, dan ide yang dimilinya. Siswa ditugaskan berbagi pengalaman tentang tema bacaan yang telah diungkapkan guru.
b.      Tahap Membaca
1)      Siswa membaca wacana yang telah disiapkan oelh guru. Selama siswa membaca siswa mencatat berbagai hal yang penting yang terdapat dalam bahan bacaan misalnya tokoh dan karakternya, setting jalan cerita, dan sebagainya.
2)      Diskusi
Siswa diminta berdiskusi tentang isi bacaan.
3)      Menulis Laporan
Pada tahap ini siswa diminta menyusun laporan diskusi yang nanti akan disajikan didepan kelas.
4)      Presentasi
Pada tahap ini perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi disepan kelas.
c.          Tahap Prascabaca
1)      Menceritakan Kembali
Pada tahap ini siswa secara individu ditugaskan guru untuk menceritakan kembali isi wacana dengan menggunakan bahasa sendiri, baik secara lisan maupun tulisan.
9.      Metode Transformasi Persuasif
Metode transformasi merupakan metode pembelajaran membaca yang diakhiri dengan pelibatan siswa untuk mengubah genre wacana yang dibacanya menjadi jenis genre yang lainnya. Bahan ajar yang digunakan untuk menerapkan metode ini seyoginya merupakan wacana bersifat persuasif.
Tujuan utama penerapan metode ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan siswa membaca melalui penciptaan genre baru dari wacana yang telah dibacanya. Langkah- langkah penerapan metode ini adalah sebagai berikut :
a.         Tahap Prabaca
1)      Membangun Rasa Ingin Tahu
Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan pancingan hal apa saja yang belum siswa ketahui tentang bahan bacaan sehingga mereka ingin mengetahuinya.
2)      Pertanyaan Pemandu
Guru meminta siswa mengubah keinginan tersebut menjadi pertanyaan yang harus mereka jawab selama proses pembelajaran.
b.         Tahap Membaca
1)      Menjawab pertanyaan pemandu
Pada tahap ini siswa membaca wacana dengan menggunakan teknik baca layap atau teknik baca memindai agar dapat menjawab pertanyaan yang dibuatnya.
2)      Diskusi Persuasif
Pada tahap ini siswa berdiskusi untuk merumuskan berbagai upaya yang dapat mereka lakukan dalam rangka membujuk orang lain agar tertarik dengan ide meraka.
c.          Tahap Pascabaca
1)      Mengubah Genre
Atas dasar ide yang dihasilkan pada tahap diskusi, siswa menulis sebuah iklan ataupun membuat poster yang menarik dan bedaya persuasif.
10.  Metode Bengkel (workshop) Membaca
Metode bengkel membaca dipopulerkan oleh Janet Allen dan Kyle Ginzalez pada tahun 1998. Metode ini pada dasarnya adalah sebuah metode membaca yang dikembangkan untuk memperbaiki kemampuan membaca siswa sehingga siswa memiliki perilaku atau kebiasaan membaca yang baik.
Secara umum metode membaca ini disusun dengan memadukan berbagai strategi membaca, baik membaca terbimbing, membaca bebas, mapun membaca kreatif. Langkah- langkah penggunaan metode ini adalah sebagai berikut:
a.      Tahap Prabaca
1)      Memilih teks
Pada tahap ini guru melakukan kegiatan memilih buku bacaan anak yang menarik minat anak untuk membaca. Buku yang dipilih hendaknya tidak terlalu tebal, penuh dengan ilustrasi dan sesuai dengan karakteristik anak.
2)      Membangun Prediksi
Pada tahap ini anak dipancing guru untuk membuat prediksi atas isi buku melalui kegiatan mengatami ilustrasi yang terapat dalam sampul buku.


3)      Membangun Tujuan Membaca
Setelah seluruh siswa memiliki arah prediksi yang sama, guru memperkenalkan tema buku. Pada kegiatan ini guru mulai menggali skema siswa dan memancing keingintahuan siswa terhadap isi buku.
b.      Tahap Membaca
1)      Membuat Peta Cerita/ Peta Bab
2)      Berbagi Cerita
3)      Membedah Cerita
c.       Tahap Pracabaca
1)      Merespon cerita
2)      Menceritakan kembali















BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Membaca sering disebut sebagai membaca nyaring atau membaca permulaan. Pembelajaran membaca yang dilakukan di sekolah harus diarahkan agar mencapai beberapa tujuan utma pembelajaran membaca.tiga tujuan utama pembelajaran membaca di sekolah adalah:
1. Memungkinkan siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca.
2. Mampu membaca balam hati dalam kecepatan bacaan yang flexible.
3. Serta memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan.


B.     Saran
Pembalajaran membaca berbasis pendidikan karakter  sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter bagi peserta didik perlu terus dilakukan dengan lebih intensif dan berkesinambungan dalam semua mata pelajaran.














DAFTAR PUSTAKA

Abidin Yunus, M.Pd. 2012. Pembelajaran membaca berbasis pendidikan karakter. Bandung : PT. Refika Aditama.
Harjasujana, A. S dan Mulyati, Y. 1997. Membaca 2. Jakarta: karunika
Tarigan., H,G, 2008. Membaca suau ketrampilan berbahasa. Bandung : Angkasa
Abidin Yunus, M.Pd. 2012. Pembelajaran bahasa berbasis pendidikan karakter. Bandung: PT. Refika Aditama.

No comments:

Post a Comment

Soal UJian Sekolah Kelas 6 IPA 2024

  PENILAIAN SUMATIF AKHIR JENJANG (PSAJ) TAHUN PELAJARAN 2 023 / 2 024   Mata Pelajaran                          : IPA Kelas/Semest...